5. Kelapa Sawit RI Terus Diganjal Eropa, Jokowi: Kita Gunakan Sendiri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan produk minyak kelapa sawit (CPO) tanah air lebih baik dimanfaatkan di dalam negeri. Hal itu ia nyatakan seiring adanya diskriminasi yang dilakukan Uni Eropa.
Menurut Jokowi, pemanfaatan minyak kelapa sawit di dalam negeri juga bisa menjadi upaya pemerintah dalam menekan tekor neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (CAD).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CPO yang dimanfaatkan di dalam negeri, dikatakan Jokowi bisa untuk pengembangan program biodiesel sebagai bahan campuran BBM jenis solar.
Menindaklanjuti wacana itu, pada 23 Desember 2019 lalu, Jokowi meresmikan implementasi biodiesel 30%. Komposisi biodiesel ini merupakan campuran dari 30% minyak nabati dan 70% solar.
Sejak, 25 November 2019 lalu, PT Pertamina (Persero) sudah melakukan uji coba implementasi B30 di beberapa SPBU. Hal itu dilakukan karena program B30 mau diimplementasikan pada awal tahun 2020.
Selama pelaksanaan program B30, diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter Fatty Acid Methyl Ester (FAME) di 2020. Jumlah tersebut naik pesat dibanding kebutuhan FAME tahun 2019 sebesar 6,6 juta KL.
Selain untuk meningkatkan penyerapan kelapa sawit di dalam negeri, penerapan B30 ini juga diprediksi bisa menghemat devisa hingga Rp 63 triliun.
"Menimbulkan multiplier effect terhadap 16,5 juta petani, pekebun kelapa sawit kita. Ini artinya problem B30 akan berdampak pada pekebun kecil dan menengah, petani rakyat yang selama ini memproduksi sawit," ungkap dia.
"Usaha-usaha untuk mengurangi impor harus terus dilakukan dengan serius. Kalkulasinya jika kita konsisten menerapkan B30 ini akan dihemat devisa kurang lebih Rp 63 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali," sambung Jokowi.
Simak Video "Video: Menelusuri Kampung Kembar di Duren Sawit Jaktim"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)