PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) menargetkan bisa segera melakukan proses produksi massal pesawat N219. Saat ini, perseroan tengah menanti sertifikat type sebelum dilakukan produksi secara bertahap.
Kemudian, untuk proses pengiriman pesawat pertama N219 bisa dilakukan pada 2022 hingga 2023.
"Kemungkinan delivery pertama targetnya 2022. Jadi produksi membutuhkan waktu satu setengah tahun. Karena sudah ada 10 yang sudah kontrak belum lagi yang mau datang. Jadi kita harus isi slot flight yang ada dari slot yang kita punyai," ujar Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro ditemui detikcom di Gedung DPR, Senin (3/2/2020).
Adapun 10 kontrak yang dimaksud saat ini masih berstatus Framework Agreement yang diharapkan dapat menjadi kontrak pembelian/pengadaan.
Elfien menuturkan hingga kini serangkaian uji coba terbang pesawat pun masih terus dilakukan untuk memastikan pesawat aman sebelum digunakan oleh masyarakat.
"Kita sudah uji terbang flighter dan udah di film kan dan kita tunjukkan (di RDP) tadi. Uji terbang untuk 1 engine off juga sudah kita lakukan baik take off maupun landing yang tersulit," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terdapat kendala, kata Elfien, hal itu bisa diatasi dengan baik oleh pesawat N219 yang dijuluki Nurtanio tersebut, sehingga saat terbang bisa stabil.
"Kalau take off itu pasti harus 1 engine kan off, kalau 1 engine off itu berarti powernya ada dikanan, kalau kita tidak bisa mengimbangin dari sisi flight control dia akan berbelok. Ini tadi (N219) kan lurus berarti sesuai dan berarti itu sesuai safety," imbuhnya.
Diketahui, untuk mendapatkan sertifikasi ini tidak hanya dengan menerbangkan pesawatnya 300 jam saja, tapi juga melakukan development flight test untuk mengetahui apakah performa pesawat sesuai rancangannya.
"Jadi itu persyaratan daripada certificated," jelasnya.
(dna/dna)