Pabrik Elektronik Terancam Setop Produksi, Menperin: Bukan Cuma di RI

Pabrik Elektronik Terancam Setop Produksi, Menperin: Bukan Cuma di RI

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 11 Mar 2020 13:45 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Agus Gumiwang Kartasasmita. (Andhika Prasetia/detikcom).
Jakarta -

Terhentinya pasokan bahan baku dari China membuat pabrik-pabrik elektronik di Indonesia terancam setop produksi. Pasalnya semenjak virus corona (Covid-19) menghantam China, produksi bahan baku di negara tersebut terhenti sehingga tak bisa menyuplai ke Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meminta produsen elektronik di Indonesia mengurangi ketergantungan bahan baku dari Tiongkok. Menurutnya di dalam negeri tersedia bahan baku yang dibutuhkan.

"Ini suatu pelajaran yang harus kita ambil ya, bagi industri ya bahwa kita tidak boleh menggantungkan diri kita dengan negara lain khususnya yang berkaitan bahan baku," kata dia di kawasan Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu saja kondisi seperti itu menjadi peluang bagi industri pemasok bahan baku elektronik di dalam negeri untuk memasarkan produknya.

"Tolong dicatat besar-besar, dalam huruf tebal intinya adalah ini merupakan peluang besar bagi industri dalam negeri untuk masuk ya, mengisi produk-produk yang selama ini kita dapatkan dari China, khususnya bahan baku termasuk elektronik ya. Ini peluang besar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lanjut Agus, terpukulnya industri elektronik akibat virus corona tidak hanya dialami oleh Indonesia melainkan di sejumlah negara lainnya.

"Industri elektronik itu memang dia yang menjadi masalah bukan hanya di Indonesia ya. Beberapa masalah di industri elektronik di Korea juga. Beberapa negara di muka bumi ini memang ada ketergantungan yang luar biasa besar terhadap bahan baku dari China," tambahnya.

Ketua Gabungan Elektronika dan Alat-Alat Rumah Tangga ( GABEL) Oki Widjaja sebelumnya mengungkapkan sebagian pabrik elektronik di Indonesia terancam setop beroperasi mulai April 2020. Itu disebabkan habisnya pasokan bahan baku dari China.

"Yang mengkhawatirkan sekali, bila ini benar-benar shipment (pengiriman) dari komponen-komponen (elektronik) itu sampai tidak terjadi sampai akhir bulan ini, pasti kami akan menghentikan produksi, sebagian dari kami akan menghentikan produksi," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (10/3/2020).




(toy/eds)

Hide Ads