.webp)
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai banyak alat pelindung diri (APD) yang tidak sesuai standar medis beredar di pasaran. Pihaknya pun mengingatkan agar produsen tak sembarang memproduksi APD. Dijelaskan Sekretaris Jenderal API Rizal Tanzil Rakhman, APD untuk keperluan medis memiliki standar tertentu yang harus dipenuhi.
"Kan nggak semua APD itu medical grade ya. Ada spesifikasinya, misal anti bakteri, water repellent begitu, kemudian ada standar-standar yang lain. Kalau untuk medis apalagi, lebih ketat. Minimum yang API produksi itu walaupun yang non medis itu water repellent sama antibakteri," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (3/4/2020).
Menurutnya ada APD yang beredar di pasaran hanya bermodalkan kain spunbond lalu dijahit sekedarnya saja. Padahal jika alat kesehatan tersebut tidak diproduksi sesuai standar bisa membahayakan penggunanya, dalam hal ini tenaga medis yang menangani virus Corona (Covid-19).
"Nah di masyarakat kan banyak sekarang ya APD yang hanya bahan spunbond doang begitu dijahitnya juga bukan dengan standar yang benar, diperjualbelikan," jelasnya.
Masyarakat pun diminta untuk berhati-hati khususnya yang berniat membeli APD untuk disumbangkan ke tenaga medis, dan jangan tergoda dengan harga yang lebih murah.
"Masyarakat ingin membantu kemudian menemukan harga APD yang murah. Nah itu khawatirnya justru membahayakan tenaga medis yang memakainya," jelasnya.
Kepada produsen APD, pihaknya mengingatkan agar benar-benar memerhatikan standar yang harus dipenuhi.
"Jadi ada syarat kan, namanya penanganan medis kan ada syarat ya. Nah syarat minimum itu harus dipenuhi sebaiknya oleh APD-APD yang beredar di pasaran," tambahnya.
(toy/dna)
