Pesanan 150 Pesawat Boeing Dibatalkan

Pesanan 150 Pesawat Boeing Dibatalkan

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 15 Apr 2020 11:14 WIB
Pabriknya Boeing Gede
Foto: Getty Images
New York -

Pelanggan Boeing membatalkan pesanan lebih dari 150 pesawat Maret lalu. Hal ini buntut dari banyaknya maskapai tidak beroperasi maksimal akibat pandemi Corona (COVID-19).

Boeing melaporkan ada 31 pesanan jet yang dibatalkan, 18 di antaranya pesawat militer, satu adalah kapal barang untuk FedEx, dan 12 sisanya adalah pesanan dari pembawa Jepang ANA untuk 787 Dreamliner.

Selain itu, perusahaan penyewaan pesawat Irlandia Avalon, mengumumkan pembatalan 737 jet Max sebanyak 75 jet. Diikuti maskapai penerbangan Brasil GOL34 membatalkan 34 pesanan dan Lufthansa SmartWings membatalkan lima pesanannya.

Selajutnya, Boeing tidak mengidentifikasi maskapai penerbangan atau perusahaan penyewaan mana yang telah membatalkan 36 pesanan jet lainnya.

Pada Februari lalu, Boeing juga melaporkan bahwa ada 41 pesanan jet yang dibatalkan oleh beberapa maskapai.

Menurut layanan pelacakan Circium, sekarang ada hampir 14.000 jet yang diparkir oleh maskapai di seluruh dunia, mewakili 63 armada global.


Analis Ruang Angkasa Grup Teal, Richard Aboulafia mengatakan pandemi Corona telah mengakibatkan penurunan perjalanan udara dan rekor jumlah jet yang diparkir di seluruh dunia.

Aboulafia mengatakan krisis saat ini jauh lebih serius bagi Boeing dari pada masalah persetujuan 737 Max untuk terbang lagi setelah kecelakaan yang mengorbankan lebih dari 300 penumpang.


Boeing juga mengubah cara perusahaan dalam jaminan simpanan pesawat di laporan Maret. Data menunjukkan ada sekitar 160 jet yang sudah dijadwalkan akan ditunda pengirimannya. Saat ini pesawat yang akan ditunda 15 pesawat berbadan lebar 737 Max, dan empat 747 kargo.

Kini Boeing memiliki jumlah total penurunan pesanan pesawat sebanyak 300 pesawat dalam sebulan.

CEO Boeing, Dave Calhoun, mengatakan Boeing menawarkan paket pensiun dini untuk staf perusahaan dalam upaya untuk mengurangi pegawai yang jumlahnya 161.000 karyawan.

"Satu hal sudah jelas, butuh waktu lama bagi industri penerbangan untuk pulih dari krisis," kata CEO Boeing, Dave Calhoun, dilansir dari CNN, Rabu (15/4/2020).

Boeing biasanya mengirimkan 20 jet ke pelanggan dalam sebulan. Namun semua berubah gara-gara Corona karena pabriknya dipaksa berhenti beroperasi, baik itu pabrik di negara bagian Washington dan Carolina Selatan.


Namun, awal pekan ini Boeing mempekerjakan 2.500 karyawan di negara bagian Washington untuk merakit pesawat militer, yang dianggap penting untuk keamanan nasional. Perusahaan asal AS itu menjamin dengan ekstra dalam pencegahan penyebaran virus Corona.

Produsen pesawat, Airbus, pekan lalu mengumumkan akan memotong sepertiga rencana produksinya untuk jet komersial. Sebagian besar produksinya tetap dihentikan pabrik Airbus yang berlokasi di Amerika Serikat dan Eropa. Airbus mengungkapkan hanya mengirimkan 122 dari 182 pesawat yang dibangun pada kuartal tersebut.



Simak Video "Video Reaksi Bos Boeing soal Pesawatnya Dikembalikan China Imbas Tarif Trump"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads