Neni mengatakan saat ini vaksin Corona dari Sinovac China sedang uji klinis tahap III. Dalam tahap ini sedang diujicobakan pada 1.620 manusia yang menjadi relawan dan akan dilihat efek samping yang ditimbulkan.
"Mitra dengan Sinovac sudah lulus uji klinis fase I dan fase II. Sekarang kita sudah mulai fase III di 11 Agustus lalu. Uji fase III target populasi 18-59 tahun ini randomize clinical trial. Ada 1.620 relawan dibagi dua menjadi kelompok vaksin dan placebo kemudian pemberiannya 2x selama 14 hari, nanti kita akan lihat efficacy-nya berapa jumlah insiden COVID-19 pada kelompok vaksin dibanding kelompok placebo," kata Neni dalam webinar bertajuk 'COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia', Jumat (14/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah uji klinis, diharapkan pada Januari 2021 Bio Farma sudah bisa mengajukan pendaftaran izin edar kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Nantinya BPOM akan melakukan evaluasi dari uji klinis yang sudah dijalankan.
"Nanti pada Januari 2021 kita harapkan ada interm analisis jadi analisis dari data-data yang sudah ada, apabila data-datanya cukup baik dan cukup kuat kita akan ajukan registrasi atau pendaftaran ke BPOM dengan pendaftaran ke BPOM," ucapnya.
Jika BPOM mengizinkan, maka vaksin siap dipasarkan dan diedarkan kepada masyarakat untuk menghindari penyebaran Corona.
"Apabila memenuhi persyaratan maka BPOM akan melakukan penggunaan darurat nah ini baru kita bisa komersial di Q1 2021. Artinya dari Januari ke Maret itu adalah jeda kita untuk bisa memproduksi dan siap kita pasarkan," terangnya.
Simak Video "Video Kemenkes: 10% Partisipan Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates dari RI"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)