Antara Jokowi, Luhut, dan Vaksin Corona yang Molor

Antara Jokowi, Luhut, dan Vaksin Corona yang Molor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 24 Okt 2020 07:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada kemungkinan pemberian vaksin Corona yang ditargetkan bulan November akan mundur. Hal itu dikarenakan belum adanya pemberian izin emergency use authorization (EUA). Izin itu diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski begitu, Luhut menegaskan keterlambatan pemberian vaksin dari target bukan karena vaksinnya belum ada. Dia menyatakan vaksinnya sudah ada dan didapatkan pemerintah. Vaksin itu juga siap diberikan, hanya tinggal menunggu izin EUA.

"Tadi Presiden telepon saya, karena barangnya (vaksin) sudah dapat. Rencananya yang minggu ke dua November bisa saja nggak tercapai, tapi bukan karena barangnya, barangnya siap. Tapi adalah emergency use authorization-nya belum bisa dikeluarkan BPOM," ujar Luhut saat memberikan arahan di Lemhanas dan disiarkan di YouTube, Jumat (23/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pemerintah ingin memastikan terlebih dahulu izin EUA bisa diberikan, agar pemberian vaksin bisa sesuai aturan.

"Karena ada aturan dan step yang mesti dipatuhi. Jadi itu Presiden nggak mau lari dari situ, dia mengatakan keamanan nomor satu. Jadi kita lihat sampai kapan ini," ungkap Luhut.

ADVERTISEMENT

Luhut juga sempat mengatakan dirinya sempat ditawari pemberian vaksin saat kunjungan ke China, hanya saja dia enggan menerima tawaran itu. Alasannya sama, di Indonesia belum ada izin EUA-nya, maka sebagai warga Indonesia aturannya belum bisa divaksin tanpa izin tersebut.

"Minggu lalu saya dari Yunan bicara sama pemerintah Tiongkok segala macam, tidak ada lagi yang pakai masker, kita jadi alien di sana. Saya tanya Perdana Menterinya, kenapa nggak pakai masker, anda sudah suntik vaksin? Katanya sudah, saya diajak suntik juga lah," kisah Luhut.

"Tapi kan kita belum bisa disuntik, karena kita belum ada emergency use authorization. KIta masih tunggu, itu kan aturan. Kita harus patuhi aturan," sambungnya.

Klik halaman selanjutnya>>>

Sementara itu, dari catatan detikcom, sekitar 6,6 juta dosis vaksin COVID-19 bakal tiba di Indonesia pada bulan November 2020. Setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mengirim vaksin yakni dari Sinovac, G42/Sinopharm, dan CanSino Biologics.

Dikutip dari keterangan resmi, Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, G42/Sinopharm mengirim 5 juta dosis, dan Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020.

Persiapan detil untuk pelaksanaan vaksinasi tengah disusun oleh Kementerian Kesehatan. Menkes RI Terawan Agus Putranto mengatakan tenaga kesehatan, aparat keamanan dan tenaga pendidik jadi sasaran prioritas penerima vaksin COVID-19 di tahap awal.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menyebut suntik vaksin COVID-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember mendatang.

"Desember [suntik vaksin], akan dilakukan secara bertahap," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).


Hide Ads