RI Batal Beli Vaksin dari Inggris? Airlangga: Belum Diputuskan

RI Batal Beli Vaksin dari Inggris? Airlangga: Belum Diputuskan

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 27 Okt 2020 14:38 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers skenario pemulihan ekonomi terkait Corona. Skenario pemulihan ekonomi disiapkan hingga tahun depan.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Indonesia dikabarkan batal membeli vaksin virus Corona dari perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca. Menanggapi itu, Menteri Koordinasi Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kabar tersebut tidak sepenuhnya benar.

"Jadi yang pertama berita tersebut tidak sepenuhnya benar karena kita belum diputuskan," kata dia melalui saluran YouTube BNPB Indonesia, Selasa (27/10/2020).

Airlangga menjelaskan AstraZeneca menjadi salah satu kandidat pemasok vaksin untuk Indonesia karena penelitiannya diresume di negara lain, dan AstraZeneca adalah salah satu penyedia vaksin yang harganya relatif mendekati harga publik, serta bisa meyakinkan volume yang besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi ketersediaan AstraZeneca itu tidak dalam waktu dekat. Dia baru masuk di kuartal kedua tahun depan. Oleh karena itu arahan Bapak Presiden tentu terhadap vaksin-vaksin seperti Astrazeneca, Novavax, dan yang lain itu tetap dikaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," jelasnya.

Pemerintah juga akan melihat kerja sama ke depan mengenai kemungkinan bisa atau tidaknya vaksin-vaksin tersebut seperti vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

"Orientasinya semua dilakukan dikerjasamakan. Jadi termasuk yang Sinovac akan diproduksi juga di Biofarma dan yang lain, sehingga dengan demikian tentu ada scalability-nya yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas pabrik yang ada. Dan menurut Pak Menristek kapasitas kita cukup luas," tambahnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi sebelumnya mengatakan vaksin tersebut baru akan tersedia 2021. Pengiriman akan dilakukan bertahap dan diharapkan bisa dikirim mulai semester I tahun depan.

"Pertemuan dengan jajaran pimpinan AstraZeneca telah berjalan dengan baik. Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebesar 100 juta untuk tahun 2021, pihak AstraZeneca menyambut baik permintaan tersebut. Pengiriman pertama diharapkan dapat dilakukan pada semester pertama tahun 2021 dan akan dilakukan secara bertahap," kata Retno dalam konferensi pers virtual, Rabu (14/10/2020).

(toy/eds)

Hide Ads