Perusahaan Korsel Suntik Rp 2,1 T buat Bangun Pabrik di Indonesia

Perusahaan Korsel Suntik Rp 2,1 T buat Bangun Pabrik di Indonesia

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 25 Nov 2020 20:05 WIB
Siluet pegawai dan tamu di depan logo Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Perusahaan asal Korea Selatan, PT Cheil Jedang Indonesia (PT CJ Indonesia) kembali menyuntikkan investasinya ke Indonesia. Hal itu dituangkan dalam komitmen investasi yang ditandatangani langsung oleh Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (Dalaks BKPM) Imam Soejoedi dengan Presiden Direktur PT CJ Indonesia Shin Hee Sung siang tadi (25/11) di CGV Grand Indonesia Jakarta.

Investasi itu digunakan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik terbaru mereka yang akan memproduksi Cysteine dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 ton/tahun. Total investasi untuk pabrik satu ini mencapai US$ 100 juta setara Rp 1,41 triliun (kurs Rp 14.141/US$). Investasi ini diyakini akan menyerap 150 tenaga kerja Indonesia dan bermitra dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal dalam penyediaan suplai bahan baku.

Sampai dengan saat ini, kesiapan konstruksi pabrik Cysteine tersebut telah mencapai 90% dan diperkirakan akan memulai produksi dan ekspor pada akhir tahun 2020 ini. Rencananya pada Januari 2021, seluruh atau 100% hasil produksi dari pabrik itu akan diekspor ke beberapa negara yang ada di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, perjanjian investasi itu juga dipakai untuk mengembangkan produk baru ramah lingkungan yaitu polyhydroxyl-alkanoate (PHA) yang dapat menghasilkan 100% plastik ramah lingkungan (biodegradable). Total investasi pada bidang ini mencapai US$ 50 juta setara Rp 707 miliar dengan target produksi mencapai 5.000 ton/tahun dan ditujukan untuk pasar ekspor.

Sehingga total investasi yang disuntikkan PT CJ Indonesia ke Indonesia mencapai sekitar Rp 2,1 triliun.

ADVERTISEMENT

"CJ adalah investor yang loyal di Indonesia. Selalu mengembangkan usahanya dan jadi motor penggerak perekonomian di berbagai wilayah di Indonesia. Terima kasih kepada CJ dan jajarannya yang terus bekerja keras meningkatkan investasi, menambah usaha, meningkatkan ekspor yang ujungnya menambah tenaga kerja, juga berkontribusi terhadap neraca perdagangan," ujar Imam dikutip dari rilis resminya, Rabu (25/11/2020).

Imam juga menambahkan bahwa industri berorientasi ekspor ini merupakan salah satu investasi prioritas Pemerintah Indonesia.

"CJ memiliki kapasitas, kapabilitas yang diakui seluruh dunia. Produk-produknya diterima di seluruh dunia, mulai dari bio, hiburan, makanan, pakan ternak, dan lainnya. Untuk itu kami meminta CJ untuk bisa memberikan, mengakomodasi, dan berkolaborasi dengan perusahaan lokal di daerah. Kami akan bantu," sambungnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Dalam kesempatan ini, PT CJ Indonesia juga memberikan donasi 4.000 buah masker K94 sebagai salah satu bentuk solidaritas dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Nantinya, BKPM akan menyalurkan donasi melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

"Kami harap dengan adanya pabrik baru ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia di tengah kondisi pandemi ini. Kami berterima kasih kepada BKPM yang senantiasa mendukung dan memfasilitasi usaha kami, sehingga pabrik baru kami dapat mulai berproduksi komersil pada akhir tahun ini. Semoga pandemi COVID-19 ini segera berakhir, dan perekonomian Indonesia dapat bangkit kembali," ujar Presiden Direktur PT CJ Indonesia Shin Hee Sung.

Untuk diketahui, PT CJ Indonesia telah mengawali bisnisnya sejak tahun 1988 dan kini telah memiliki 6 (enam) jaringan bisnis yaitu bioteknologi, makanan, pakan ternak, logistik, bioskop, dan bakery. Total investasi bisnis PT CJ Indonesia mencapai US$ 1,6 miliar dengan total 15.000 orang karyawan yang tergabung dalam seluruh grup bisnisnya.

PT CJ Indonesia sebagai Perusahaan Modal Asing (PMA) telah memberikan kontribusi yang tinggi bagi perekonomian Indonesia karena lebih dari 90% produknya berorientasi ekspor sehingga berhasil menambah devisa negara sebanyak US$ 455 juta pada 2019 berdasarkan produk yang telah berhasil diekspor.

Indonesia dan Korea Selatan memiliki hubungan kerjasama yang baik, khususnya di bidang investasi. Sepanjang periode Januari-September 2020, BKPM mencatat realisasi investasi asal Korea Selatan berada pada peringkat ke-7 dengan total investasi sebesar US$ 683 juta.

Sebanyak 70% realisasi investasi Korea Selatan tersebut terpusat di Pulau Jawa, dengan sektor investasi yang mendominasi antara lain Listrik, Gas Air (US$ 228,4 juta); Industri Kimia dan Farmasi (US$ 148,4 juta); Industri Tekstil (US$ 60,8 juta); Industri Barang Kulit dan Alas Kaki (US$ 50,9 juta); dan Industri Makanan (US$ 14,8 juta). Saat ini ada sekitar 2.000 perusahaan Korea Selatan dari berbagai sektor yang telah berinvestasi dan beroperasi di Indonesia.


Hide Ads