PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI tengah melakukan uji coba pada pesawat CN235. Pesawat made in Bandung akan diekspor ke Senegal. Berikut fakta-faktanya.
1. Dikirim Sebelum Natal
Direktur Niaga PTDI Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, pesawat yang akan dikirim pada tahun ini 1 unit. Pesawat ini ditujukan untuk Senegalese Air Force. Rencananya, pesawat tersebut dikirim sebelum Natal atau pada 23 Desember 2020.
"Pesawatnya sekarang lagi uji di sini, uji terbang di sini. Rencananya itu akhir Desember mungkin sebelum Natal 23-an lah itu kita delivery ke Senegal, delivery flight dianterin ke sana. Nanti di sana penerimaan dan lain-lain di Senegal," katanya kepada detikcom, Rabu (9/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Dibanderol Rp 423 M
Dia melanjutkan, PTDI juga tengah mengejar potensi kontrak 1 pesawat made in Bandung pada tahun depan.
"Saat ini, yang ini, satu dulu tahun ini yang sedang kita deliver, insyaallah kalau ini sudah, tahun depan mungkin kita satu lagi katanya, untuk sama-sama delivery maritime patrol aircraft MPA," ujarnya.
Tambahnya, untuk 1 unit pesawat CN235 nilainya sekitar US$ 30 juta atau sekitar Rp 423 miliar (kurs Rp14.200). Jadi, potensi untuk pesawat yang dikirim tahun ini dan potensi kontrak tahun depan ialah US$ 60 juta.
"Kalau 2 unit, kalau 1 unit ya US$ 30 juta sekitar gitu ya, tergantung konfigurasi," ujarnya.
3. Keunggulan
Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, pesawat made in Bandung ini memiliki keunggulan yakni memiliki ramp door atau pintu belakang.
"Keunggulannya sebenarnya dia lebih kalau di militer yang menonjol adalah punya ramp door, pintu belakang bisa dibuka itu salah satu selling point kita," katanya.
Dia mengatakan, hanya sedikit pesawat yang memiliki pintu belakang di kelas CN235.
"Karena sedikit pesawat sekelas yang mempunyai ramp door selain performance. Kalau performance secara umum kompetitif, tapi yang sangat signifikan selling point di CN ramp door sehingga bisa angkut penumpang, bisa angkut kargo," ujarnya.
(acd/ara)