Tahun ini bisa dibilang menjadi mimpi buruk bagi industri, khususnya industri manufaktur. Sebab, merebaknya virus Corona telah menghantam sektor tersebut. Padahal di awal tahun ini industri nasional sedang bergairah. Semuanya sirna setelah pandemi COVID-19 menyerang Indonesia.
"Bahwa sebenarnya di awal tahun 2020, kita sama-sama melihat bahwa kondisi sektor industri ini sebetulnya sedang bagus-bagusnya," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers akhir tahun 2020 secara virtual, Senin (28/12/2020).
Dia menjelaskan pada pada Januari ke Februari terlihat Purchasing Manager Index (PMI) industri manufaktur mencatat rekor di angka 51,9. Hal itu membuat dirinya memiliki harapan yang luar biasa cerah kepada sektor industri manufaktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya itu tak berlangsung lama setelah akhirnya wabah virus Corona di China meningkat pesat, dan mulai bergerak ke negara-negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan.
Tak menunggu lama, Indonesia pun terpapar wabah COVID-19 dan otomatis membuat industri dalam negeri babak belur, terlihat dari PMI yang langsung anjlok.
"Kita bisa melihat Indonesia sendiri mulai diserang, secara dalam tanda petik masif oleh musuh kita yang disebut dengan COVID-19 ini pada bulan Maret, sebetulnya Februari akhir dan Maret kita bisa lihat PMI kita langsung drop, Maret ke 45,3, dan juga pada bulan April turun ke 27,5," sebutnya.
Lanjut halaman berikutnya soal industri manufaktur>>>