Kabar mengejutkan datang dari negara tetangga, Filipina. Negara itu berencana mengenakan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atau safeguard measures terhadap produk otomotif seperti mobil. Rencana itu pun akan memberi dampak langsung terhadap ekspor mobil Indonesia ke Filipina.
"Iya betul. Jadi Filipina berencana mengenakan aturan baru terhadap produk otomotif, tak hanya dari Indonesia, tapi dari luar juga diterapkan," ungkap Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi kepada detikcom, Selasa (12/1/2021).
Yohannes mengatakan, rencana itu akan memberatkan ekspor mobil Indonesia ke Filipina. Pasalnya, selama ini Filipina merupakan negara tujuan ekspor mobil terbesar bagi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang ekspor Indonesia ke Filipina cukup signifikan volumenya. Dan itu dirasa oleh pemerintah Filipina, mungkin dirasa volumenya terlalu besar atau bagaimana, ya saya nggak tahu. Tapi dia mencoba menerapkan aturan baru yang intinya sedikit memberatkan untuk ekspor mobil ke Filipina," ungkap dia.
Berdasarkan informasi di situs resmi Kemendag, safeguard measures adalah tindakan yang diambil pemerintah suatu negara untuk memulihkan kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius yang diderita oleh industri dalam negeri sebagai akibat dari lonjakan jumlah barang impor.
Yohannes mengatakan, pihaknya saat ini masih mempelajari dengan Kemendag apakah betul ekspor mobil Indonesia telah merugikan industri di Filipina.
"Kami sedang mempelajari peraturannya lebih detail, dan kalau memang itu berlawanan dengan aturan-aturan yang sudah ada, terutama dengan WTO, ya kita akan melakukan suatu action lah. Tapi kita lagi pelajari dulu, lagi utak-atik," papar dia.
Dihubungi terpisah, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto meminta dukungan semua pihak agar persoalan dengan Filipina ini bisa diselesaikan, sehingga industri otomotif Indonesia masih bisa mempertahankan kinerja yang baik selama ini.
"Gaikindo sedang membahas dengan pihak pemerintah Indonesia dan mudah-mudahan bisa dicarikan jalan keluar yang terbaik untuk industri otomotif Indonesia," tutup Jongkie.
(ara/ara)