Program vaksinasi mandiri atau gotong royong telah mendapatkan izin dari pemerintah. Vaksinasi untuk karyawan itu dibiayai oleh perusahaan pemberi kerja melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sementara pengadaan vaksinnya dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero).
Namun, hingga kini program tersebut belum dieksekusi atau dengan kata lain proses penyuntikan vaksin belum dilakukan. Ada beberapa hal yang sedang dipersiapkan, yaitu sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Vaksin
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Bio Farma (Persero) sudah mendapatkan komitmen sekitar 20,2 juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) dari dua produsen, yaitu Sinopharm 15 juta dosis dan Moderna 5,2 juta dosis.
"Jenis vaksin untuk vaksin gotong royong ini harus berbeda dengan jenis vaksin untuk program pemerintah. Sampai hari ini kami sudah melakukan proses komunikasi dan juga negosiasi dengan 2 pengembang vaksin," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara langsung, kemarin Senin (15/3/2021).
2. Siapkan Fasilitas Vaksinasi
Bio Farma telah menghitung berdasarkan fasilitas yang ada, vaksinasi gotong royong bisa dilakukan terhadap 3 juta orang per bulan.
"Dari data yang kami dapat minggu terakhir kemarin itu sudah ada 806 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang terdiri dari 65 yang dimiliki oleh Bio Farma dan jaringannya, serta 504 layanan kesehatan BUMN, dan 237 layanan kesehatan swasta," kata Honesti.
Simak video 'Serba-serbi Vaksinasi Gotong Royong untuk Karyawan dan Keluarga':
3. Mendata Perusahaan
Sebanyak 11.542 perusahaan telah mendaftarkan 7.403.356 karyawan untuk ikut vaksinasi mandiri atau gotong royong. Pendaftaran masih dibuka hingga 24 Maret.
"Total perusahaan yang sudah mendaftar ada 11.542 perusahaan dengan total target vaksinasi sebanyak 7.403.356 orang," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani.
4. Penetapan Tarif
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya belum menerbitkan peraturan tentang tarif vaksin gotong royong. Kemenkes masih menunggu kesepakatan antara Kadin dan Bio Farma.
"Tarifnya memang akan ditentukan oleh kami, tapi kami baru akan menentukan tarifnya sesudah pihak BUMN dan Kadin duduk bersama datang ke kami. Jadi harus ada kesepakatan antar mereka," sebutnya.
(toy/eds)