Maskapai PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) bakal menjadi maskapai yang ditutup pemerintah. Maskapai tersebut saat ini dalam kondisi hidup segan, mati tak mau.
Merpati menjadi salah satu pasien PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) alias PPA bersama sejumlah BUMN lain yang bermasalah.
Berdasarkan sumber detikcom, Senin (3//5/2021), meski ditutup bukan berarti Merpati tidak eksis lagi. Nantinya, legacy perusahaan pelat merah itu akan hidup terus melalui dua anak usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Merpati rasanya sudah tidak mungkin hidup lagi. Kita sedang dalam upaya untuk tutup operasi. Nanti yang tersisa ada dua anak usaha Merpati yang akan dikeluarkan dari induknya dan dikembangkan," kata sumber tersebut.
Dua anak usaha tersebut adalah Merpati Maintenance Facility (MMF) dan Merpati Training Centre (MTC). Dua anak usaha ini mampu hidup tanpa dukungan dari induk usaha.
Baca juga: Kondisi 10 BUMN 'Sakit' yang Jadi Pasien PPA |
Bisnis maskapai saat ini sedang berat-beratnya, di tambah dengan pandemi COVID-19, maka menghidupkan Merpati bukan menjadi keputusan yang bijak.
Seperti diketahui, maskapai yang didirikan pada 6 September 1962 itu berhenti terbang sejak 1 Februari 2014. Merpati sempat mendapat angin segar untuk menjalankan lini bisnis kargo udara pada 2019 silam. Kala itu manajemen Merpati meneken kerja sama dengan 10 BUMN, salah satunya adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Sebelum berhenti terbang, Merpati sempat sukses melayani penumpang pesawat ke rute-rute terpencil sampai akhirnya muncul maskapai bertarif murah alias LCC di pertengahan tahun 2000. Merpati tak hanya menawarkan layanan penumpang, namun juga melebarkan sayap ke bisnis layanan darat (ground handling) dan pelatihan awak dan pilot.
detikcom telah mencoba menghubungi Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga untuk meminta penjelasan, tapi belum mendapat respons.