Proyek pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi segera berjalan. Hal ini ditandai penandatanganan Heads of Agreement (HoA) antara PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium LG Korea Selatan.
Selanjutnya untuk memproduksi baterai tersebut dibutuhkan bahan baku seperti nikel yang pasokannya melimpah di Indonesia, dan lithium. Menurut CEO Grup MIND ID Orias Petrus Moedak, sumber lithium ini masih terus dicari di Indonesia maupun di luar negeri.
MIND ID adalah salah satu perusahaan yang tergabung dalam IBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dengar teman-teman di Timah (PT Timah Tbk) yang juga sedang mencari lithium di dalam negeri. Di luar negeri kita juga cari," kata Orias dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/5/2021).
Tak hanya lithium, pihaknya juga mencari beberapa bahan baku lain yang diperlukan untuk baterai mobil listrik. "Kalau untuk luar negeri kita lihat beberapa negara ya. Selain ada lithium, untuk baterai kita juga lihat fosfat, garam di luar negeri," jelas Orias.
Pihaknya menggunakan bantuan dari duta besar (Dubes) Indonesia di luar negeri untuk mencari sumber-sumber bahan baku tersebut. Adapun negara-negaranya antara lain Peru, Kanada, Yordania, Laos, Australia, Maroko, Senegal, dan Malawi.
"Itu Dubes-dubesnya cukup aktif berkontak dengan kami untuk melihat potensi di sana. Dan ada juga yang datang dari perusahaan, dan kita kontak langsung dengan perusahaannya," terang Orias.
Untuk sumber lithium di Indonesia, menurut Orias ada satu wilayah yang kemungkinan memilikinya. Namun, pihaknya belum bisa memberitahukan di mana lokasinya sampai betul-betul dikonfirmasi terdapat sumber lithium.
"Sampai saat ini di dalam negeri sedang dipastikan bahwa barangnya benar-benar ada. Tempatnya tidak disangka-sangka, tapi di situ tempatnya. Kalau sudah confirmed kita akan kasih tahu, tapi lithium ternyata ada tuh katanya, lagi confirm lokasi persisnya itu," pungkas Orias.