Produsen Chip Dunia Berdarah-darah Lawan COVID-19 dan Krisis Iklim. Para pejabat di Taiwan khawatir kondisi ini bisa mengganggu rantai pasok semikonduktor global.
Taiwan merupakan wilayah yang memproduksi chip terbesar di dunia. Namun saat ini sedang terseok-seok karena efek perubahan iklim.
Kepala Ekonom Asia di Capital Economics Mark Williams mengungkapkan kondisi ini bisa lebih parah ke depan. "Jelas ada tekanan dalam industri semikonduktor," kata dia dikutip dari CNN, Senin (14/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini seluruh produsen di seluruh dunia kesulitan mendapatkan pasokan bahan semikonduktor hingga akhirnya menunda produksi dan tak ada pengiriman barang.
Memang, bencana lingkungan ini memang tantangan berat untuk produsen Chip di berbagai belahan dunia. Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSM) menggunakan lebih dari 156.000 ton air per hari untuk produksi chip. Ini setara dengan 60 kolam renang olimpiade. Air digunakan sebagai pembersihan puluhan lapisan logam yang digunakan untuk membuat semikonduktor.
Insinyur kelistrikan dari Universitas Nasional Taiwan Jefferey Chiu mengungkapkan dalam sebuah chip ada miliaran transistor yang membutuhkan banyak logam untuk menghubungkan sinyal. "Kami harus membersihkan permukaan lagi, sampai prosesnya selesai," tambah dia.
Pemerintah Taiwan memang membatasi pasokan air keran di seluruh wilayah sebagai respon kekeringan yang terjadi di negara tersebut. Karena itu pabrik berusaha mengatasi hal ini dengan mengangkut air dengan truk dan melakukan daur ulang.