PT Bio Farma (Persero) menargetkan untuk memproduksi vaksin virus Corona (COVID-19) sebanyak 186,3 juta dosis hingga Desember 2021. Vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma menggunakan bahan baku (bulk) vaksin dari perusahaan farmasi China, Sinovac.
Sejak Januari hingga Juni, BUMN farmasi itu telah memproduksi 57,9 juta dosis vaksin. Target pada Juli 16,6 juta dosis, Agustus 19,8 juta dosis, September 23,3 juta dosis, Oktober 24,9 juta dosis, November 22,64 juta dosis, dan Desember 21 juta dosis.
"Total dari vaksin Bio Farma ini sampai akhir tahun akan berjumlah 186,3 juta dosis," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI yang disiarkan secara langsung, Rabu (7/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskannya, suplai bahan baku yang sudah dikantongi Bio Farma dari Sinovac sebanyak 105,5 juta dosis. Agustus nanti akan datang lagi 40 juta dosis, kemudian September 35,4 juta dosis, Oktober 35 dosis, November 30,9 juta.
"Dan total nanti adalah 286 juta dosis (bahan baku vaksin) dari Sinovac," jelas Honesti.
Pihaknya memastikan bahwa suplai bahan baku diperoleh secara kontinyu, demikian pula proses produksinya. Dengan demikian dihadap pasokan vaksin untuk program vaksinasi pemerintah bisa berjalan secara berkelanjutan.
Setidaknya pihaknya sudah memiliki kontrak pengadaan bahan baku vaksin dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis. Lalu Bio Farma sedang negosiasi untuk menambah kuota.
"Kita juga dengan Sinovac sudah melakukan kesepakatan, meskipun belum kita tuangkan tapi dalam proses amandemennya untuk ada penambahan 120 juta dosis lagi. Ini juga sudah kita komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan dan angka-angkanya lagi kita detailkan untuk nanti delivery-nya seperti apa," tambah Honesti.
Lihat juga video 'Vaksin Pfizer Kini Dalam Proses Izin Penggunaan Darurat dari BPOM':