Perusahaan Farmasi asal China, Sinopharm dikabarkan sedang melakukan pengembangan dua obat COVID-19. Obat tersebut secara khusus dibuat untuk mengurangi dampak virus pada kondisi pasien bergejala ringan.
Wakil Presiden sekaligus Kepala Ilmuwan anak perusahaan Sinopharm, Zhang Yuntao mengatakan, obat yang dikembangkan ini berdasarkan imunoglobulin manusia dan antibodi monoklonal relatif. Kedua bahan tersebut digunakan untuk menetralisir virus dan mengurangi viral load dalam tubuh manusia.
"Obat-obatan tersebut efektif pada pasien dengan gejala ringan atau sedang, berdasarkan data dari penggunaan darurat obat sebelumnya dan persyaratan protokol klinis saat ini," kata Zhang dikutip dari Global Times, Rabu (15/9/2021).
Lebih lanjut, salah satu dari dua obat COVID-19 yang disebutkan Zhang terungkap untuk pertama kalinya saat Pameran Internasional China 2021 untuk Perdagangan Jasa pada awal bulan ini.
Sinopharm mengklaim, obat COVID-19 itu merupakan obat COVID-19 pertama di dunia berdasarkan imunoglobulin manusia yang dikembangkan dari plasma pasien COVID-19 yang pulih. Kemudian, pihaknya menyebut obat akan memasuki uji klinis dan akan diproduksi melalui produsen hasil bekerja sama dengan mitra internasional.
Obat baru ini mengandung antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap virus corona baru. Hasil penemuan tim peneliti menyebutkan, antibodi monoklonal memiliki ketahanan terhadap varian Delta.
Antibodi monoklonal dapat secara efektif memblokir pengikatan virus corona baru ke enzim pengubah Angiotensin 2. Enzim ini melekat pada membran sel yang terletak di usus, ginjal, testis, kantong empedu, dan jantung, antibodi dapat mencegah virus menginfeksi sel.
"Itu menunjukkan para peneliti dan produsen obat China berada di antara yang terdepan dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan COVID-19," kata pelaku industri di China.
Saat ini ada obat khusus COVID-19 apa saja ya? Lihat di halaman berikutnya.
Simak Video "Epidemiolog Sebut Data Corona RI Hanya Untungkan Pemerintah"
[Gambas:Video 20detik]