Jakarta -
Pembentukan holding pabrik gula di bawah Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN Group tengah berjalan. Nantinya, holding ini akan membangun pabrik baru karena saat ini banyak pabrik berumur tua, bahkan ada yang dibangun dari tahun 1800-an.
Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan, pembentukan perusahaan atau sugar company (SugarCo) telah dilakukan pada 17 Agustus 2021 dengan nama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN). Kemudian, SGN ini disahkan Kementerian Hukum dan HAM pada 19 Agustus 2021.
Dia juga mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung pembentukan SugarCo ini. Nantinya, kepemilikan saham SugarCo ini yakni 51% PTPN (pemerintah) dan sisanya 49% investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Menteri rapat kabinet, informasi dari Pak Menteri menyatakan bahwa Presiden mendukung terbentuk SugarCo sebagai tujuan yang disampaikan meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Senin (20/9/2021).
Lebih lanjut, adapun proses yang masih berjalan saat ini adalah penyusunan proposal permintaan persetujuan kepada kreditur. Kemudian dilanjutkan dengan proses spin off.
"Kami sedang dalam proses sekarang ini pak, proses valuasi sedang berjalan KJPP. Lalu sedang proses due diligence jadi mereka akan segera mengirimkan tim, mengevaluasi, sebelum mereka menyampaikan offering," katanya.
Secara garis besar, pembentukan SugarCo ini ada beberapa tahapan. Sebutnya, pembentukan SugarCo di mana SGN memperoleh inbreng dari 35 pabrik gula. Setelah itu, PTPN gula melakukan spin off aset dan liabilitas binis gula sehingga PTPN III menjadi pemegang saham SugarCo.
"Setelah itu baru kita divestasi 49%. Jadi tebunya atau lahannya tidak kita divestasi, hanya pabriknya saja, di mana kita tetap mayoritas, tapi perusahaan ini nantinya bekerjsama dengan PTPN pemilik HGU menggunakan organisasi PTPN lama untuk menanam dan mengelola tebunya. Tebunya setelah panen dikirim ke PG-PG yang di dalam lingkungan PT SGN," terangnya.
Terangnya, dalam mengundang investor ada sejumlah ketentuan yang diberikan. Paparnya, calon investor memiliki keahlian dalam meningkatkan produktivitas (on farm), inovasi pabrik kelas dunia (off farm), akses ke industri global, serta memiliki pengalaman pendukung lain seperti industri turunan gula.
Terpenting, kata dia, punya dana. Sebab, SugarCo nantinya membutuhkan dana di atas Rp 20 triliun untuk membangun pabrik gula baru. Sebab, banyak pabrik PTPN yang berusia tua, bahkan ada yang dibangun di tahun 1800-an.
"Karena harus dibangun pabrik baru, karena beberapa pabrik lama terlalu kecil kapasitasnya dan teknologinya sudah mungkin 150-200 tahun. Banyak yang pabrik-pabrik kami yang 1800-an dibangun. Jadi kalau diperbaiki, direvitalisasi itu sudah menurut saya nggak mungkin juga. Jadi harus dibongkar, ganti yang baru. Dan beberapa tempat akan kita bangun pabrik baru," paparnya.