Pabrik Baja Canggih Beroperasi di Cilegon, Infrastruktur Bisa Makin Moncer

Pabrik Baja Canggih Beroperasi di Cilegon, Infrastruktur Bisa Makin Moncer

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 16:59 WIB
Presiden Jokowi dan Puan Maharani menghadiri peresmian pabrik industri baja di Cilegon, Banten.
Foto: Dok Agus Suparto
Jakarta -

PT Krakatau Steel (Persero) baru saja meresmikan operasional pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 di Cilegon. Pabrik ini dibangun sejak 2016 dan menelan investasi Rp 7,5 triliun.

Pabrik ini dinilai akan memenuhi kebutuhan baja untuk pembangunan infrastruktur dan industri otomotif nasional. CEO Krakatau International Port (KIP) Akbar Djohan menyampaikan bahwa produksi baja dalam negeri perlu ditingkatkan.

Khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur dan segala proyek konstruksi yang dimiliki swasta di Indonesia. Produksi baja dari pabrik ini dinilai mampu membuat proyek infrastruktur makin moncer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah juga memiliki target untuk meningkatkan produksi industri otomotif di Indonesia, sehingga Krakatau Steel dan perusahaan baja lainnya memperoleh peran penting. Baja-baja lokal juga dapat diekspor untuk mengimbangi angka impor.

"Impor besi dan baja berada di peringkat ketiga sebagai komoditi impor terbesar sejak tahun 2019. Namun kondisi tersebut menjadi berbeda di tahun 2021. Kondisi tersebut dapat diimbangi dengan nilai ekspor yang besar. Karena itu, saya optimis pabrik HSM 2 ini dapat membawa Krakatau Steel lepas dari jurang kerugian yang berlarut-larut," kata Akbar dalam keterangannya, Rabu (22/9/2021).

ADVERTISEMENT

Menurut Akbar, prospek yang sangat besar dari adanya pabrik HSM 2 ini tentunya membutuhkan infrastruktur pendukung yang dapat membantu jalannya ekspor dan lintas perdagangan lainnya bagi komoditi baja Indonesia menjadi lebih optimal. Salah satunya yaitu dengan melibatkan peran pelabuhan.

Krakatau International Port di bawah naungan PT Krakatau Bandar Samudera dapat mengambil peran itu. Pelabuhan yang dikelola telah dikenal sebagai pelabuhan dry port terbesar di Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dalam menunjang operasional perdagangan baja via jalur maritim.

"Fasilitas tersebut mulai dari Integrated Warehouse, Bonded Logistic Center, Jetty Management, dan lain-lain," ungkap Akbar.

Akbar berharap dengan resminya pabrik HSM 2 Krakatau Steel ini dapat mempercepat proses pembangunan infrastruktur yang ditargetkan oleh pemerintah dan membawa industri baja nasional menjadi salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi.

Pabrik HSM 2 mampu memproduksi hot rolled coil (HRC) sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Secara bertahap kapasitas produksi pabrik ini ke depannya akan meningkat menjadi 4 juta ton HRC per tahun.

Simak juga Video: Jokowi Sopiri Puan di Peresmian Pabrik Industri Baja Krakatau Steel

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Hide Ads