Vokasi Punya Peran Penting buat Industri, Seperti Apa?

Vokasi Punya Peran Penting buat Industri, Seperti Apa?

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 15 Okt 2021 12:55 WIB
Jerman Siap Bantu Pendidikan Vokasi di Indonesia
Vokasi Punya Peran Penting buat Industri, Seperti Apa?

Perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi dan industri memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Perguruan tinggi vokasi membutuhkan industri untuk pengembangan sumber daya manusia, sedangkan industri akan mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas sehingga mampu untuk meningkatkan daya saing.

Demikian disampaikan oleh Presiden EURO-PRO (European Association of Higher Education Professionals) Urs Keller dalam seminar Stadium Generale - Chapter 1: Switzerland bertajuk Strengthening International Partnership of Indonesia Vocational Higher Education, Selasa (12/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seminar ini diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Urs Keller mengatakan satu dari sekian cara memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi vokasi dengan industri adalah pengembangan sumber daya manusia. Perguruan tinggi vokasi harus mampu berorientasi pada industri. Artinya, mahasiswa vokasi tidak hanya belajar teori di kelas, tapi juga perlu lebih banyak belajar praktik di perusahaan.

ADVERTISEMENT

Kualitas mahasiswa juga akan sangat dipengaruhi oleh tenaga pengajar, yaitu dosen. Menurut Keller dosen-dosen vokasi harus memiliki pengalaman praktik di industri sesuai dengan mata perkuliahan yang mereka ampu."Dosen harus memiliki pengalaman bertahun-tahun di ranah yang mereka ajarkan. Manajemen perguruan tinggi vokasi dan dosen harus berbicara bahasa industri dan memahaminya," ujar Keller.

Pengalaman praktik di industri juga bisa dilakukan selama dosen menjalankan tugas mengajar, misalnya bekerja paruh waktu di industri dan magang. Keller mengatakan perguruan tinggi vokasi dan industri akan saling mendapatkan manfaat dari memberikan kesempatan magang kepada dosen atau mahasiswa vokasi. Dari pihak perguruan tinggi, mahasiswa mereka akan mudah terserap oleh industri dan dosen bisa mendapatkan pengalaman untuk mereka ajarkan.

"Sedangkan bagi perusahaan, mereka akan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi praktis yang tinggi. Mereka juga akan lebih mudah dalam melakukan perekrutan karyawan. Secara bisnis, memperkerjakan tenaga kerja berkualitas akan membantu mereka mencapai profit yang luar biasa," kata Keller.

Segenap pemangku kepentingan juga harus memberikan perhatian terhadap durasi magang insan vokasi di industri. Urs Keller mengatakan waktu tiga bulan jauh dari kata cukup untuk menghasilkan insan vokasi yang berkualitas dan memenuhi persyaratan industri. Dia mencontohkan di Swiss seorang dosen vokasi membutuhkan pengalaman praktik di industri selama tiga sampai lima tahun untuk memenuhi kualifikasi dan bisa mengajar di perguruan tinggi vokasi.

"Jika saya lihat situasi di Indonesia, mungkin itu sedikit berlebihan. Mungkin kalian harus mencari solusi terbaik dan meminta direktur jenderal pendidikan vokasi untuk berkolaborasi dengan perusahaan. Menurut saya waktu magang tiga bulan itu tidak cukup, saya menyarankan satu tahun," ujar Keller.

"Solusinya dosen mengajar 50% di kampus dan menyambi bekerja di perusahaan, sehingga dia akan sambil belajar apa yang akan dia ajarkan," tambah Keller.

Swiss termasuk negara yang memiliki pendidikan vokasi yang terbaik di dunia. Kementerian, pemerintah daerah, asosiasi, dan penyelenggara pendidikan terlibat penuh dalam menghubungkan pendidikan dengan industri. Beberapa hal yang membuat pendidikan vokasi di Swiss sukses dan menjadi referensi negara-negara besar seperti Amerika Serikat adalah sistem pendidikan yang diorientasikan kepada tenaga profesional praktis, dukungan kuat dari perusahaan, serta tidak terlalu mementingkan gelar.

"Di Swiss perusahaan-perusahaan akan lebih mencari sumber daya manusia yang bisa menjalankan fungsi yang dibutuhkan dan memikirkan bagaimana cara mereka untuk menunjukkan performanya. Performa dinilai sangat penting di negara kami," tutur Keller.


(fdl/fdl)

Hide Ads