AstraZeneca meraup US$ 2,2 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2021, setara Rp 31,2 triliun (asumsi kurs: Rp 14.200/US$). Perolehan tersebut salah satunya berkat penjualan vaksin COVID-19.
Pada kuartal yang berakhir 30 September itu penjualan vaksin AstraZeneca mencapai US$ 1,05 miliar (Rp 14,9 triliun), berkontribusi satu sen terhadap laba per saham.
"Perusahaan sekarang mengharapkan untuk secara progresif mentransisikan vaksin ke profitabilitas sederhana ketika pesanan baru diterima," bunyi keterangan perusahaan dikutip dari CNN, Jumat (12/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas penjualan vaksin antara Oktober dan Desember tahun ini diharapkan oleh perusahaan berasal dari perjanjian pasokan yang ada. Pihaknya juga mengharapkan beberapa pesanan baru.
Seorang juru bicara perusahaan menegaskan bahwa AstraZeneca akan terus memenuhi pesanan yang ada ke negara-negara berkembang tanpa keuntungan, seperti yang dijanjikan sebelumnya.
"Kami masih sangat menghormati perjanjian kami yang ada dengan Oxford (University) dan akan terus memenuhi pesanan (itu) dengan harga murah," katanya kepada CNN Business.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Tonton juga Video: Ganjar Pranowo Tanggapi soal 4 Ribu Vaksin di Kudus Kedaluwarsa