Mempreteli Komponen Harga Tes PCR di Indonesia, Begini Hasilnya!

Mempreteli Komponen Harga Tes PCR di Indonesia, Begini Hasilnya!

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 14 Nov 2021 17:59 WIB
Pegadang menjalani test swab PCR di Pasar Petojo Encek, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Sebanyak 42 pedagang menjalani test swab pcr yang dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas kecamatan Gambir.
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta -

Penetapan harga untuk tes PCR sempat ramai diperbincangkan. Banyak pihak menaruh curiga mengapa saat pertama pandemi COVID-19 melanda harga tes PCR begitu mahal hingga jutaan rupiah.

Saat ini, pemerintah resmi menetapkan pada 27 Oktober 2021 lalu bahwa harga tarif tes RT-PCR maksimal Rp 275 ribu untuk pulau Jawa-Bali dan Rp 300 ribu untuk wilayah luar Jawa-Bali.

Lalu sebenarnya berapa sih biaya PCR per komponennya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan pengusaha melalui PT Cito Putra Utama (Lab Cito).

Pertama dari versi KPPU. Direktur Ekonomi Mulyawan Ranamanggala mengatakan, reagen PCR menjadi komponen yang paling banyak memakan porsi dari total seluruh ongkos layanan tes PCR yaitu sebesar 49,27% sampai 55,15%. Akan tetapi, di lapangan harga reagen pun terus berubah-ubah ketika pemerintah menetapkan HET.

ADVERTISEMENT

Pada 2020 lalu, harga reagen dibanderol dari Rp 250-Rp 700 ribu. Angka itu didapatkan sesuai dengan hitungan berbagai lembaga mulai dari BPKP, Kemenkes, hingga asosiasi pelaku usaha.

Buka halaman selanjutnya buat tahu komponen harga tes PCR lebih rinci lagi.

Sementara itu, dari data Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) tercata pada tahun yang sama, harga reagen masih berada di Rp 320-700 ribu. Bahkan, Mulyawan mengatakan, saat HET tarif PCR diturunkan pada Agustus 2021, di mana saat itu HET PCR menjadi Rp 495-525 ribu, harga reagen justru terpantau turun sampai 37,29%.

Teranyar per September 2021, harga rata-rata reagen yang disediakan di e-Katalog dibanderol sekitar Rp 180.367 per satu unit reagen.

Bila diambil angka kisarannya, harga satu reagen tertinggi berada di Rp 234 ribu dan yang terendah sebesar Rp 135 ribu. Dalam e-Katalog, reagen dijual per kemasan dengan isi mulai dari 48 hingga 384 reagen.

"Dengan demikian kami menilai kemampuan pelaku usaha untuk melakukan penyesuain tarif PCR. Artinya pengusaha punya ruang untuk menyesuaikan biaya-biaya komponen harga," ungkap Mulyawan dalam forum jurnalis virtual KPPU, dikutip Minggu (14/11/2021).

Kedua, dilihat dari versi PT Cito Putra Utama (Lab Cito). CEO PT Cito Putra Utama (Lab Cito) Dyah Anggraeni memberikan simulasi biaya tes PCR menggunakan open system.

Dia menjelaskan dalam penghitungan biaya total tes PCR ada beberapa komponen biaya. "Pertama SDM, kami buat simulasi rata-rata habis Rp 41 ribu untuk per tes," ucapnya dalam acara diskusi yang digelar oleh Kadin Indonesia, Jumat (12/11) lalu.

Adapun komponen kedua HPP (harga pokok produksi) yang terdiri dari reagen dengan simulasi menggunakan harga Rp 96 ribu. Kemudian setelah melalui melalui proses ekstraksi, amplifikasi, proses berulang dan lain-lain asumsi biaya reagen untuk komponen HPP menjadi Rp 175.098.

"Ini kalau harga reagen Rp 96 ribu. Harga reagen sebelumnya bisa sampai Rp 500 ribu. Makanya dulu kenapa PCR bisa sampai Rp 1 juta ya karena harga reagennya tinggi," tambahnya.

Lalu dalam komponen HPP pun ada biaya APD sebesar Rp 23.767 per 1 kali tes. Kemudian ada biaya bahan habis pakai (BHP) sebesar Rp 15.545, sehingga total HPP sebesar Rp 214.319 per 1 kali tes.

Tak ketinggalan, komponen biaya overhead sebesar Rp 54.895 dan komponen biaya administrasi Rp 20.000. Nah setelah ditotal dari komponen mulai dari SDM, HPP, Overhead dan Administrasi maka total biaya untuk 1 kali tes PCR menggunakan open system adalah sebesar Rp 330.438.


Hide Ads