Harga Mobil Listrik Mahal, Luhut Minta Pabrikan China Jual Rp 150 Juta

Harga Mobil Listrik Mahal, Luhut Minta Pabrikan China Jual Rp 150 Juta

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 17 Nov 2021 14:24 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Harga kendaraan listrik masih mahal dan menjadi salah satu masalah yang dihadapi untuk menggencarkan penggunaannya di Indonesia. Hal itu pun diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut juga mengatakan pihaknya sempat meminta kepada salah satu pabrik mobil listrik China yang punya pabrik di Indonesia agar mematok harga mobil listrik terjangkau. Dia menyebutkan pihaknya sudah meminta Wuling Motors Indonesia untuk memproduksi mobil listrik dengan harga sekitar Rp 150 juta.

"Mahalnya harga EV (electric vehicle/kendaraan listrik) ini jadi tantangan kita. Seperti mobil Wuling itu misalnya, kita minta harganya ya sekitar Rp 150 juta lah, agar bisa betul-betul jadi mobil rakyat," ungkap Luhut dalam webinar ITS Indonesia, Rabu (17/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan itu juga dibangun di sini dan bahan bakunya semuanya ada di kita," lanjutnya.

Wuling memang memiliki pabrik mobil di Indonesia. Luhut pun pernah berkunjung ke sana dan menjajal salah satu mobil listriknya.

ADVERTISEMENT

Saat ini pabrik Wuling sedang merambah pasar mobil listrik. Uji coba produksi sudah dilakukan. Saat melakukan kunjungan ke pabrik tersebut beberapa bulan yang lalu, Luhut meminta Wuling mulai memasarkan produk mobil listrik di akhir 2022.

"Kalau bisa dipasarkan secepatnya, akhir 2022, agar masyarakat bisa beralih ke mobil listrik lebih cepat," kata Luhut dalam keterangan tertulis Jumat (1/10/2021) lalu.

Pemerintah rancang insentif. Cek di halaman berikutnya.

Luhut mengatakan harga kendaraan listrik memang jauh lebih mahal dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Pemerintah terus merancang berbagai insentif agar harga mobil listrik bisa terjangkau.

Dia pun mengatakan mobil listrik sebetulnya harus diberikan subsidi. Pihaknya menemukan harga mobil listrik memiliki selisih 12% daripada mobil biasa. Meski menyinggung soal subsidi, Luhut tak menjelaskan apakah pemerintah mulai merencanakan skema subsidi atau tidak untuk pembeli kendaraan listrik.

"Memang harus ada subsidi pemerintah gap-nya itu 12% dari mobil biasa, harga memang tinggi orang nggak akan mampu," kata Luhut.

Yang jelas dia yakin apabila penggunaan kendaraan listrik terus bertambah maka harga kendaraan listrik bakal turun. Itu sudah menjadi hukum pasar menurutnya.

"Kalau sudah volume bertambah harga akan turun, itu mekanisme pasar aja. Pemerintah pelan-pelan akan melihat hal itu," ujar Luhut.



Simak Video "Mulai 2022, RI Siap Produksi 1.000 Mobil Listrik"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads