Keras! Bahlil Minta Pengusaha-Pejabat Tak Setuju Mobil Listrik Minggir

Keras! Bahlil Minta Pengusaha-Pejabat Tak Setuju Mobil Listrik Minggir

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 01 Des 2021 13:32 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia/Foto: Mohammad Wildan/20detik
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan tegas kepada siapa saja yang tidak setuju dengan transformasi ekonomi termasuk DME (Dimethyl Ether) dan mobil listrik untuk tidak menghalangi.

"Kepada siapa saja oknum pengusaha, oknum pejabat, oknum BUMN dengan transformasi ekonomi ini saya harap minggir. Karena Indonesia harus maju, cukup negara kita dipermainkan," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/12/2021).

Menurutnya saat ini banyak negara sudah menjajaki mobil listrik. Bahlil pun mengatakan Indonesia bukan hanya main di baterai mobil saja, tetapi juga akan menjajaki pembuatan mobil listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Vietnam itu mulai bicara mobil listrik. Di Indonesia saya sudah ke Eropa berencana untuk mengakuisisi mobil. Nanti kita tidak hanya pemain baterai tetapi juga kita pemain mobil," jelasnya.

"Karena negara harus maju. Kami nggak segan-segan untuk maju terus, sebagai bentuk bagi bangsa dan negara. Kalau bicara merah putih sekarang dan nggak punya warna-warna lain untuk kepentingan rakyat dan negara," tegas Bahlil.

ADVERTISEMENT

Di sela-sela penjelasan transformasi ekonomi, Bahlil juga mengungkap ada oknum yang mencoba menghalangi hilirisasi batu bara menjadi DME (Dimethyl Ether).

"Kementerian Investasi berdasarkan perintah bapak Presiden bekerja sama dengan Menteri ESDM dan BUMN untuk melakukan proses hilirisasi batu bara kalori rendah yaitu DME. Ini salah satu syarat kita keluar dari jebakan pendapatan menengah. Saya ingin mengatakan bahwa ini bukan hal yang gampang. Saya tahu ada yang main-main tidak mau proses ini terjadi," ungkapnya.

Menurutnya, oknum yang tidak setuju dengan proses hilirisasi dan transformasi yang dilakukan Indonesia karena masih menginginkan Indonesia hanya ekspor barang-barang mentah.

"Mereka ingin kita ekspor barang-barang mentah saja," imbuhnya.

Simak video 'Mobil Listrik Bakal Jadi Kendaraan Dinas, Butuh Berapa Banyak?':

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Hide Ads