Erick Thohir Sebut Krakatau Steel Bulan Ini Bisa Bangkrut, Terbukti?

Erick Thohir Sebut Krakatau Steel Bulan Ini Bisa Bangkrut, Terbukti?

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 31 Des 2021 17:45 WIB
PT Krakatau Steel (persero) Tbk kembali membangun pabrik pipa baja untuk anak perusahaannya, PT Krakatau Hoogoven Indonesia di Cilegon. Total Investasinya mencapai Rp 335,6 miliar dengan targetοΏ½ kapasitas produksi 150.000 ton per-tahun. Yuk, kita lihat proses produksi pipa baja di pabrik tersebut.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pemerhati Ekonomi Politik Indonesia sekaligus Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menyebut pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bisa bangkrut di Desember tidak terbukti.

Said mengatakan hingga 31 Desember 2021 ini Krakatau Steel belum menunjukkan kebangkrutan. Bahkan dia mendapatkan kabar bahwa Krakatau Steel sudah mulai membayar utangnya.

"Faktanya hari ini (31 Desember) nggak bangkrut tuh dan saya dapat informasi internal sudah membayar utangnya," katanya dalam diskusi virtual, Jumat (31/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menyayangkan Erick Thohir mengeluarkan statement Krakatau Steel bisa bangkrut bulan ini. Padahal selain BUMN, Krakatau Steel juga perusahaan terbuka (Tbk). Ada kaidah-kaidah yang harus dipatuhi menyangkut perusahaan Tbk ini.

"Menteri BUMN menyatakan bahwa bulan Desember Krakatau Steel akan bangkrut. Itu sangat lucu seorang menteri yang mengumumkan perusahaan Tbk bahwa akan bangkrut. Itu sebenarnya melanggar undang-undang pasar modal kalau memang kita mau tegas," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Erick Thohir sebelumnya mengungkap kemungkinan Krakatau Steel pada Desember ini bisa bangkrut. Hal itu bisa terjadi jika sejumlah langkah-langkah restrukturisasi gagal dilakukan.

"Untuk Krakatau Steel ini memang ada tiga langkah, problem-nya langkah ketiga ini macet. Ada dua restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel, satu negosiasi ulang dengan POSCO ini juga nggak mudah. Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.

Simak juga 'Blak-blakan Silmy Karim, Krakatau Steel dari Buntung Jadi Untung':

[Gambas:Video 20detik]



Langkah yang ketiga macet yang dimaksud Erick yaitu investasi blast furnace, di mana investasi senilai US$ 850 juta sejak 2008. Sempat ada titik terang dengan China, namun gagal.

"Kemarin sempat ada diskusi dengan partner China. Mereka ingin ambil alih blast furnace ini, tetapi dibetulin total dan mereka tambah duit dengan hitung-hitungan yang baik cuma nggak jadi karena baja lagi naik harganya. Jadi, untuk membangun pabriknya mereka butuh dua kali lipat jadi mereka mundur," kata Erick.

Kemudian, langkah kedua mengenai negosiasi dengan salah satu perusahaan baja besar POSCO. Pemerintah mendorong agar kerja sama bisa 50-50. Namun, Erick mengakui hal ini tidak mudah dan sampai saat ini belum ada tanggapan dari POSCO sendiri.

"Salah satunya negosiasi ulang, karena kan selama ini KS kerja sama dengan POSCO, jadi POSCO mayoritas kita minoritas. Ini kita lagi coba untuk 50-50, belum ada jawaban dari POSCO namanya juga usaha, belum ada jawaban masih tahap negosiasi," ungkapnya.

Terakhir Erick mengungkap kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority alias INA untuk berinvestasi di Krakatau Steel.

"Nah ini salah satunya sebenarnya kita mengundang, ini bukan jeruk makan jeruk ya, INA untuk berinvestasi, INA sebenarnya kan kita juga ya untuk investasi sehingga barangnya nggak lari ke luar," imbuh Erick.


Hide Ads