BUMN Semen Impor Kertas dari Rusia hingga Bikin Anggota DPR Geram

BUMN Semen Impor Kertas dari Rusia hingga Bikin Anggota DPR Geram

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 13 Apr 2022 06:00 WIB
semen indonesia
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Jakarta -

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk impor kertas kraft dari Rusia untuk bahan baku karung semen. Saat ini pasokan terhenti karena adanya gangguan akibat perang Rusia-Ukraina.

Direktur Utama Semen Indonesia Donny Arsal mengatakan nilai impor kertas kraft dari Rusia mencapai Rp 960 miliar per tahun. Pasokan dari impor sebelumnya disebut masih cukup hingga Agustus-September 2022.

"Bahan baku kita sebetulnya ada impor bag semen kraft dari Rusia. Sekarang kita masih punya stok sampai lebih kurang di Agustus-September," kata Donny dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (12/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas gangguan pasokan yang terjadi dari Rusia, Dony menyebut pihaknya sedang mencari sumber lain dan mengganti bahan kertas lainnya dari kraft menjadi woven yang diproduksi sendiri. Meski begitu, diakui dari sisi kualitas jauh berbeda.

"Jadi kita coba untuk perbaiki kualitas wovennya sehingga bisa equal dengan kraft sehingga tidak tergantung dari bahan untuk membuat bag semen itu. Dari sisi kualitas belum bisa nyamain, ini kita lagi improve di kita supaya kualitasnya bisa sama kayak kraft," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Anggota DPR geram dengan hal ini. Cek halaman berikutnya.

Anggota DPR Geram

Mengetahui Semen Indonesia impor kertas kraft dari Rusia, Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding geram. Tindakan tersebut dinilai memalukan.

"Sesungguhnya ini agak memalukan karena ini bangsa besar. Apapun alasannya masa kertas nggak bisa kita produksi mau bahan baku, mesin, teknologi saya kira tidak pantas lah," kata Karding dalam kesempatan yang sama.

"Yang lebih parah ini dipakai oleh BUMN kita. Ini menurut saya... Pantas Pak Jokowi marah soal impor-impor ini ternyata memang wajar lah, sangat memalukan," tambahnya.

Karding mengaku sedih saat mengetahui Indonesia sebagai negara besar masih tergantung dengan negara lain soal kertas. Apalagi nilai impornya sangat besar.

"Saya sedih masa kertas kita nggak bisa produksi. Saya usul ini harus spesifik (pembahasan) ke sana lah, kita harus cek betul soal ini karena cukup besar," tuturnya.

Direktur Operasi Semen Indonesia Yosviandri mengatakan Indonesia belum bisa produksi kertas kraft sendiri. Pasalnya bahan bakunya disebut lebih spesifik dibanding kertas lainnya.

"Yang kami pahami untuk kertas itu membutuhkan yang long paper sehingga tidak putus ketika diproses. Ini belum memungkinkan dalam negeri, mungkin bahan bakunya itu agak spesifik kalau untuk yang long paper sehingga ketika dicetak tidak putus," imbuhnya.

Selain kertas kraft, Semen Indonesia juga impor gipsum. Jumlahnya disebut tidak terlalu besar karena pihaknya sudah mendapat sumber dari dalam negeri. "Dua itu yang impor dari sisi material," tuturnya.


Hide Ads