Luhut Bongkar Industri Sawit Banyak 'Kungfunya', Langsung Minta BPKP Audit

Luhut Bongkar Industri Sawit Banyak 'Kungfunya', Langsung Minta BPKP Audit

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 19 Agu 2022 17:36 WIB
Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara untuk detikcom di acara Blak-blakan, Kamis (19/7).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendapatkan tugas khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengurus industri kelapa sawit. Dia mengaku terkejut ternyata di dalam industri kelapa sawit banyak sekali 'kungfunya'.

Maka dari itu dia langsung meminta audit besar-besaran industri kelapa sawit oleh BPKP. Dia melakukan hal itu agar semua hal di industri sawit tidak ada yang ditutup-tutupi.

"Setelah Presiden memerintahkan saya tangani, itu kita baru tahu ternyata di dalam (industri sawit) itu kungfunya banyak sekali. Maka itu saya minta audit BPKP. Itu semua ndak bisa bohong," ungkap Luhut saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan secara virtual, Jumat (19/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Katanya, dari laporan terakhir yang dia dapatkan dari 16,3 juta hektare kebun kelapa sawit yang ada, 4 juta hektare di antaranya tidak jelas juntrungannya.

"Jadi Anda bayangkan, kalau 4 juta (hektare) dihemat, kita akan daapat Rp 100 triliun per tahun," ujar Luhut.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Luhut berencana menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas energi di tengah masalah kenaikan harga minyak dan gas dunia. Hal pertama yang harus dilakukan menurutnya adalah membuat produktivitas kebun sawit di Indonesia meningkat.

Targetnya, kebun sawit yang ada di Indonesia bisa memproduksi 100-120 juta ton minyak kelapa sawit dalam setahun.

"Kita akan buat yieldnya dengan teknologi genomik, bijinya itu kelapa sawit bisa 10-12 ton per hektare. Kita akan buat nanti sebagai pangan dan clean energy, sehingga tak perlu impor crude oil ke luar. Kalau pun masih butuh jangan banyak-banyak," papar Luhut.

Sejauh ini Indonesia sudah bisa menggunakan biodiesel B30 yang merupakan campuran solar dengan 30% minyak sawit. Dalam waktu dekat, Indonesia bisa menggunakan B40, biodiesel dengan kandungan minyak sawit 40%.

"Kita akan pakai B40, Oktober ini insyaallah jalan. Lalu, kita coba sampai B50," sebut Luhut.

(hal/hns)

Hide Ads