Sempat ramai kabar bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan meluncurkan kereta panoramic. Kereta ini memiliki konsep yang akan memanjakan mata karena memiliki kaca yang cukup lebar dan atap kereta yang terbuka.
Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA), Budi Noviantoro bercerita, bahwa pembuatan kereta panoramic baru sekadar prototipe sesuai permintaan dari PT KAI sendiri. Hanya saja, menurutnya kereta panoramic tidak cocok di Indonesia sebagai negara tropis.
"Jujur saja saya pribadi kurang pas. Ini kita negara tropis masalahnya. Kalau siang-siang dibuka atasnya sanggup nggak? Kalau saya sebagai produsen, customer minta itu ya saya buat. Dan ini sudah prototipenya. Bagus sih. Tapi cocoknya ya mungkin cuma buat daerah dingin lah kayak Bandung, Padalarang," jelasnya dalam acara Ask d'Boss, Selasa (11/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang dia mengamini bahwa secara estetika, desain dari kereta panoramic itu bagus. Tetapi kondisi cuaca di Indonesia yang tropis dirasa tidak tepat untuk kereta panoramic.
"Saya jujur aja bukan nggak setuju, tapi agak kurang pas karena kita tropis daerahnya. Dalam segi estetika bagus, tetapi tidak cocok di negara tropis. Kaca kan kena matahari pasti panaslah. AC-nya mau berapa PK? Tapi ya tergantung, kalau mau yang agak antik, ya saya sarankan untuk lintas Bandung-Padalarang. Kalau Jakarta janganlah. Kayak Jakarta-Surabaya ya panas itu." tuturnya.
Budi bilang, hingga saat ini kereta panoramic baru sekadar prototipe dan belum ada kelanjutan produksinya. Adapun kereta yang dipamerkan selama ini, kata dia adalah hasil modifikasi KAI.
"Kalau nggak salah KAI sendiri sudah memodifikasi ya. Semacam gerbong lama dipotong-potong gitu aja, bukan buat baru. Yang saya buat itu memang kacanya itu lebih lebar, atapnya itu ada kacanya. Memang bentuknya bagus, wah begitu, interiornya bagus. Tapi kemarin itu nggak kuat AC-nya. Mesti tambah, tapi kalau mau tambah sejauh mana bisa nambah AC nya untuk melawan kekuatan matahari." tutupnya.