Bengkel-bengkel motor konversi motor listrik siap menyambut subsidi yang akan diberikan pemerintah. Memang, pemerintah sedang melakukan finalisasi subsidi atau insentif tersebut.
Pelaku usaha ini memiliki banyak harapan dengan insentif tersebut. Mulai dari banyaknya orang yang melakukan konversi, menekan emisi, mengurangi konsumsi BBM subsidi dan proses uji tipe yang lebih cepat.
Bintang Racing Team (BRT) Tomy Huang menilai subsidi sebesar Rp 7 juta itu bisa membantu masyarakat yang ingin konversi agar lebih ringan.
Pasalnya, konversi ini memang membutuhkan biaya yang besar. Tapi dampak baiknya adalah mengurangi emisi dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Untuk insentif motor konversi ini sangat membantu. Kalau konsumen dapat insentif (Rp 7 juta), ada sisa bayar kurang lebih Rp 8 juta. Kalau bisa dikreditkan di leasing atau bank maka konversi bisa cepat terlaksana dan orang berminat konversi dengan cicilan Rp 200 ribu - Rp 250 ribu maka orang jadi tertarik konversi," ujar dia kepada detikcom, Minggu (29/1/2023).
Pendiri Elders Garage Heret Frasthio mengungkapkan kepastian insentif ini bisa memberikan angin segar untuk bengkel yang telah tersertifikasi dan orang-orang yang ingin melakukan konversi atau membeli motor listrik.
Untuk pindah menggunakan kendaraan listrik ini dibutuhkan dukungan dari pemerintah. Baik dukungan untuk motor konversi maupun motor pabrikan.
"Sebenarnya yang namanya insentif, makin gede kan makin bagus ya. Tapi kalau dilihat Rp 7 juta itu fair. Motor listrik pabrikan dan konversi bisa dapat subsidi dengan nilai yang sama," kata dia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.