Salah satu bukti efektivitas rokok elektrik dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya juga diungkapkan dalam laporan Cochrane Review yang dipublikasikan pada November 2022 lalu.
Laporan tersebut merangkum hasil riset dari Amerika Serikat (34 studi), Inggris (16 studi), dan Italia (8 studi). Hasil dari laporan tersebut menunjukkan bahwa perokok berpotensi besar untuk beralih dari kebiasaannya setelah menggunakan rokok elektrik selama enam bulan dibandingkan menggunakan terapi pengganti nikotin.
Secara lebih detailnya, dari 100 orang yang menggunakan rokok elektrik, terdapat 9 hingga 14 perokok memiliki peluang untuk berhasil beralih dari kebiasaan merokok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dari 100 orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin, hanya 6 perokok yang berpotensi sukses untuk beralih dari kebiasaannya.
Dr Jamie Hartmaan-Boyce dari Universitas Oxford yang juga merupakan Editor Cochrane Tobacco Addiction serta penulis dari laporan terbaru Cochrane Review mengatakan pemahaman tentang rokok elektrik yang tidak berdasarkan fakta akurat atau kajian ilmiah telah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat dan media. Akibatnya, masyarakat, khususnya perokok dewasa, enggan menggunakan produk ini untuk membantu mereka beralih dari kebiasaannya. Padahal, berdasarkan sejumlah hasil kajian ilmiah, rokok elektrik memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Dengan mendapatkan dukungan dari Cancer Research UK, Jamie dan tim juga melakukan riset untuk mendapatkan bukti terbaru tentang rokok elektrik.
"Kami mengidentifikasi dan menggabungkan bukti terkait dari kajian ilmiah paling andal yang tersedia saat ini. Untuk pertama kalinya, ini memberikan kami bukti kepastian tinggi bahwa rokok elektrik memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dalam membantu perokok untuk beralih dari kebiasannya daripada terapi pengganti nikotin lainnya, seperti permen karet," jelasnya.
(dna/dna)