Pengembangan industri baterai kendaraan listrik membutuhkan waktu. Tak cuma itu, pengembangan industri ini juga butuh investasi besar.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan meski pihaknya menggandeng CATL dan LGES yang merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia, butuh waktu hampir 4 tahun untuk mendapatkan baterai dari nikel Indonesia.
"Walaupun kita sudah bermitra nomor 1 dan nomor 3 di dunia itu kita akan membutuhkan hampir 4 tahun untuk bisa mendapatkan baterai cell dari nikel Indonesia," katanya dalam RDP Panja Komisi VI, Jakarta, Selasa (15/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IBC sendiri menggandeng CATL dan LGES dalam dua proyek pengembangan end to end baterai kendaraan listrik. Tak cuma waktu, investasi yang dibutuhkan juga sangat besar.
Adapun total kebutuhan investasi dalam materi yang ia sampaikan mencapai Rp 217 triliun.
"Angka investasi dari kedua project ini sesuai dengan komitmen mereka yang sudah ditandatangani melalui framework agreement bulan Maret tahun lalu berkisar hampir Rp 200 triliun," katanya.
Meski butuh dan investasi yang besar, dia mengatakan, Indonesia akan mendapat nilai tambah yang besar.
"Akan sangat strategis Indonesia karena nilai dari baterai material itu hampir bisa 11 kali dari nilai nikel, dan even kalau sudah sampai baterai prekursor dan baterai cell bisa hampir 40 kalilipat dari segi nilainya sendiri," katanya.
(acd/hns)