Hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menghadiri acara Opening Ceremony pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Mereka datang sekitar pukul 11.03 WIB. Airlangga datang mengenakan pakaian berwarna putih dengan celana hitam, sementara Agus datang mengenakan batik dengan celana hitam.
Selain itu, hadir juga Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI)Abdul Sobur dan Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung.
Dalam acara ini Airlangga menuturkan bahwa industri furniture dapat berkembang lebih luas lagi. Indonesia memiliki bahan baku dan tenaga kerja yang mumpuni.
"HIMKI ini saingannya besar, negara seperti China maupun Vietnam, dan ini harus jadi benchmark kita, tidak ada alasan kita kalah dari China," tuturnya acara Opening Ceremony dan Press Conference pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa pemerintah memberikan target nilai ekspor dari industri furniture US$ 5 miliar di akhir 2024. Namun, hingga saat ini baru mencapai US$ 3,5 miliar.
Untuk mencapai hal tersebut, Airlangga mengatakan ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, terkait bahan baku. Ia mengatakan, berkaitan dengan pembiayaan SVLK (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu) akan ditanggung pemerintah.
"SVLK ini jadi tanggungan pemerintah, anggarannya ada di kementerian LHK. Jadi ini mesti didorong lagi, SVLK silakan tapi jangan membebani pengusaha. Kalau KLHK nggak bisa, saya minta Menteri Perindustrian yang memfasilitasi," ungkapnya.
Kedua, terkait dengan perluasan pasar ekspor. Adapun yang akan memfasilitasi pembiayaan ekspor adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Ia pun membandingkan dengan ekspor industri furniture Vietnam. Menurutnya, Indonesia bisa menjadikan Vietnam sebagai benchmark. Sebab, Vietnam yang tidak memiliki bahan baku bisa mendapatkan nilai ekspor dari industri furniture hingga US$ 18 miliar.
"Kita lihat Vietnam sampai US$ 18 miliar. Jadi Vietnam yang tidak punya bahan baku mereka bisa US$ 18 miliar, jadi minimal di Asia itu bisa menjadi benchmark kita, karena dari segi craftmanship kita lebih unggul, dari segi ketersediaan bahan baku, kita pun ada, SDM pun kita siap, jadi tinggal pengolahan secara baik," paparnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengungkapkan bahwa pada acara IFEX tahun ini ditargetkan ada 12.000 buyers dari 112 negara. Naik, dari tahun lalu sebanyak 8.000 buyers dan 80 negara. Beberapa negara buyers yang sudah registrasi seperti India, Amerika Serikat, Australia, Prancis, Jepang, dan lainnya.
IFEX akan diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada tanggal 9-12 Maret 2023.
"Penyelenggaraan IFEX akan diikuti lebih dari 500 peserta pameran dari berbagai kota di Indonesia. IFEX juga menempati seluruh area di JIExpo Kemayoran sebesar 60.000 m2. Hal ini menjadikan IFEX pameran furniture dan kerajinan terbesar di Indonesia," ungkapnya.
Ia berharap dengan diselenggarakan IFEX akan mendorong industri furniture dan kerajinan Indonesia. Selain itu juga berkontribusi pada pertumbuhan ekspor dan ekonomi Indonesia.
(das/das)