Menperin Buka-bukaan Soal Kondisi Manufaktur RI

Menperin Buka-bukaan Soal Kondisi Manufaktur RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 16 Jun 2023 14:28 WIB
Machine Expo 2022 tengah digelar di Cikarang, Jawa Barat. Beragam mesin untuk industri manufaktur dipamerkan.
Ilustrasi Manufaktur - Foto: dok. First Machinery
Jakarta -

Kinerja industri manufaktur kuartal I 2023 dalam kondisi stagnan bahkan cenderung melambat. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pada awal 2023 Kementerian Perindustrian Purchasing Managers Index (PMI) berada pada kondisi ekspansif. Namun memang bila dibandingkan, tidak seekspansif sebelumnya.

Hal ini juga pengaruh ke Indeks Kepercayaan Industri (IKI). "Begitu pula, kontribusinya pada tahun 2023 yang juga dilihat dari kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) yang juga dilihat cenderung stagnan atau bahkan melambat," katanya, dalam pembukaan raker di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (16/6/2023).

Dia menjelaskan dengan pertumbuhan ekspor manufaktur, yang mana mencatatkan kinerja sangat baik tetapi juga cenderung melambat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan investasi sendiri terbilang masih fluktuatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus mengatakan. kinerja industri cenderung mengalami perlambatan karena kondisinya tengah menghadapi banyak tantangan mulai dari suplai, kompleksitas produk, hingga daya saing produk. Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi global mulai dari resesi, kebijakan moneter, hingga perang Rusia-Ukraina.

"Ini yang penting juga produktivitas tenaga kerja industri kita, adopsi teknologi, kemampuan inovasi, serta partisipasi dalam globe baru chains," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, juga ada beberapa permasalahan di dalam negeri di bidang industri yang menjadi isu utama, antara lain akses terhadap bahan baku dan bahan penolong, SDM, tantangan dari produk-produk impor seperti keramik, pengolahan limbah B3, logistik, dan baterai industri.

Oleh karena itu, dalam perkembangannya, selama periode Januari s.d Mei ini nilai PMI mendekati angka 5% poin atau bisa disebut juga tidak ada ekspansi yang berarti.

"Kondisi ini juga terjadi di negara-negara lain di ASEAN dan negara ekonomi besar dunia. Untuk itu, perlu dipahami faktor-faktor yang mempengaruhi ekspansi manufaktur di Indonesia," ujarnya.

(kil/kil)

Hide Ads