Presiden Hyundai Motor ASEAN HQ Young Tack Lee menyebut, pihaknya menargetkan penjualan mobil listrik bisa tembus hingga 10.000 unit pada tahun 2023 ini. Hal ini sejalan dengan peningkatan produksinya hingga 4 kali lipat dibandingkan tahun 2022 lalu.
"Tahun ini rencana menjual mobil listrik 10.000 unit. Tetapi kalau dari pasar mau dari Hyundai, memang bisa kapan saja menambah produksi nya itu tidak ada masalah," katanya, di PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).
Lee mengatakan, pada 2022 kemarin produksi mobil listrik di pabriknya menyentuh angka 250 unit per bulan. Di tahun ini, sudah mulai ada peningkatan produksi hingga menjadi 1.000 unit per bulan. Dengan demikian, per tahunnya produksi bisa tembus hingga 12.000 ribu unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun yang lalu, satu bulan produksinya hanya 250 unit karena semi konduktornya kurang. Tetapi untuk tahun ini sudah mulai satu bulan produksi 1.000 unit. Jadi sekarang kalau orang yang ingin membeli mobil listrik itu antre, sekarang sudah lebih enak, sudah bisa dapat langsung," ujar Lee.
Hyundai sendiri telah bekerja sama dengan Indonesia sejak November 2019 silam. Pembangunan pabrik pertamanya pun rampung pada Desember 2021. Mobil listrik pun menjadi salah satu produk yang terus didorong produksinya di Indonesia.
"Sejak tahun lalu, SUV (sport utility vehicle) produksi massal pertama di Indonesia, Creta, dan MP Stargazer secara eksklusif telah diluncurkan. Khususnya loniq 5 yang diluncurkan pada Maret tahun lalu, merupakan mobil listrik pertama di Indonesia yang melokalisasi, dan dipilih sebagai kendaraan resmi acara G20 di Bali tahun lalu," katanya.
Selaras dengan itu, pada bulan Mei tahun ini, Hyundai bekerja sama dengan sejumlah pihak telah mulai membangun pabrik baterai pack. Langkah ini menyusul pembangunan pabrik baterai cell yang sudah dimulai lebih dulu di Karawang. Adapun total investasi yang dibutuhkan dalam membangun kedua pabrik ini sekitar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 22,8 triliun (kurs Rp 15.200/US$).
"Jadi memang baru bangun baterai. Baik dari dua pabrik sel dan itu mungkin tahun ini sudah mulai produksi berarti dengan baterai itu bisa ekspor tahun depan ke seluruh dunia," ujarnya.
Sementara itu, Advisor Hyundai Motor ASEAN HQ, Lee Kang Hyun mengatakan, ke depannya tidak menutup kemungkinan Hyundai terus meningkatkan produksi mobil listriknya di Indonesia. Harapannya, nantinya seluruh produk-produk mobil listrik yang telah ada di Korea saat ini juga akam diproduksi di Indonesia.
Lee Kang Hyun juga menyambut baik langkah pemerintah RI dalam mendukung perkembangan industri kendaraan listrik lewat sejumlah insentif. Menurutnya, sudah sepatutnya industri kendaraan ramah lingkungan mendapat perhatian lebih demi menjamin masa depan yang lebih baik.
"Juga kan jadi seharusnya Indonesia memang memberikan subsidi atau pejabat pemerintah Indonesia pakai mobil listrik duluan. Jadi biar memang pasar mobil listrik di Indonesia lebih besar. Bukan hanya ekspor saja, lokal juga jual lebih banyak," katanya.
(rrd/rir)