PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menargetkan akan mulai melakukan ekspor baterai mobil listrik keluaran pabrik Indonesia di tahun 2024 mendatang. Langkah ini sejalan dengan pabrik baterai yang diproyeksikan sudah mulai produksi pada tahun depan.
Presiden Hyundai Motor ASEAN HQ Young Tack Lee mengatakan, produksi kendaraan listrik menjadi salah satu produk yang terus didorong produksinya di Indonesia. Komitmen ini juga terlihat dari kontribusi Hyundai dalam pembangunan pabrik baterai.
"Jadi memang baru bangun baterai. Baik dari dua, pabrik cell, dan itu mungkin tahun ini sudah mulai produksi. Berarti dengan baterai itu bisa ekspor tahun depan ke seluruh dunia," katanya, di pabriknya yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee mengatakan, saat ini ada dua pabrik baterai yang tengah didorong pembangunannya. Antara lain ialah pabrik baterai cell dan pabrik baterai pack. Adapun total investasi yang dibutuhkan dalam membangun kedua pabrik ini sekitar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 22,8 triliun (kurs Rp 15.200/US$).
"Baterai cell itu Hyundai sama LG 50 sama 50, investasi bersama. Jadi kira-kira US$ 1 miliar untuk baterai sel, sedangkan untuk baterai packnya US$ 60 juta. Seluruh total investasinya US$ 1,5 miliar," terangnya.
Lee sendiri mengaku optimis di industri ini lantaran Hyundai sendiri merupakan produsen mobil listrik nomor satu di Asia untuk saat ini. Karena itulah, ia tak khawatir dengan pesaingnya yang berasal dari China maupun Jepang. Pasalnya, memang Korea Selatan sendiri tengah fokus dalam pengembangan produk tersebut.
"Membandingkan Jepang sama China, Korea Selatan, sebenarnya Hyundai, itu nomor satu. Jadi nggak usah khawatir," ujarnya.
(rrd/rir)