Pemerintah tengah menggenjot program hilirisasi di Tanah Air terhadap komoditas bahan tambang mentah, salah satunya bauksit. Lewat hilirisasi bauksit, penerimaan negara berpotensi naik hingga Rp 52 triliun.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurutnya, dari hilirisasi bauksit nilai ekspornya akan naik dari yang semula Rp 21 triliun menjadi Rp 52 triliun.
"Khusus untuk bauksit nilainya juga kita bisa tingkatkan dari Rp 21 triliun menjadi Rp 52 triliun," kata Airlangga, dalam sambutannya di Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2023, Kamis (20/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potensi besar ini sejalan dengan Indonesia yang merupakan penghasil bauksit terbesar ke-6 di dunia dengan total kandungan diproyeksikan sebesar 1 miliar Metrik Ton (MT). Airlangga mengatakan, dulu bauksit 'warawiri' di tanah air, hingga akhirnya kembali ke RI sebagai engine block dalam bentuk mobil.
"Jadi di tanah air ini warawiri. Dan berapa ongkos daripada kapal," imbuhnya.
Namun hari ini, Indonesia sudah mulai mendorong hiliriasi bauksit di dalam negeri. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan mulai pertengahan bulan ini akan dilakukan pelarangan ekspor bauksit.
"Saat sekarang bauksit aluminanya di Pulau Bintan. Kita hari ini mengekspor 1 juta dan di akhir tahun bisa sampai 2 juta. Kemudian juga di Kalimantan Barat," terangnya.
Sejalan dengan langkah ini, ia yakin nilai dari produk bauksit akan semakin bertambah. Hasil hilirisasi ini juga terus didorong untuk proyek-proyek dalam negeri dengan harapan semakin memperbesar manfaatnya.
"Sekarang kita memproduksi hampir seluruh bangunan, window alumunium dan yang lain. Nah itu hampir seluruhnya produk dalam negeri," kata Airlangga.
Selain itu, langkah hilirisasi juga didorong untuk komoditas lainnya seperti nikel dan timah. Airlangga mengatakan, pihaknya terus mendorong hilirisasi dari komoditas unggulan dan semua pengolahan difokuskan ke dalam negeri. Salah satunya lewat pembangunan smelter.
"Ini semua masih langkah awal. Potensi ekonomi kita mempunyai potensi yang sangat besar," ujarnya.
Di sisi lain, ia mengakui, banyak negara yang kurang senang dengan adanya program hirilisasi yang tengah digencarkan pemerintah Indonesia ini. Meski demikian, ia menilai keberanian sangat diperlukan untuk melakukan lompatan demi kemajuan bangsa.
"Karenanya, pemerintah mengambil langkah-langkah meningkatkan hilirisasi komoditas unggulan untuk meningkatkan daya saing kita," pungkasnya.
(rrd/rir)