Insentif kendaraan listrik akan dievaluasi lantaran sepi peminat. Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif proses evaluasi akan dilakukan Senin depan (31/7/2023).
"Nah itu pasti akan kita bahas lagi, Senin akan kita bahas lagi," kata Arifin dalam acara Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).
Insentif kendaraan listrik yang sudah disediakan salah satunya adalah subsidi Rp 7 juta untuk pembelian motor listrik baru. Namun, syarat yang selama ini diberikan disebut-sebut terlalu ketat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arifin mengatakan kemungkinan syarat itu yang mungkin akan diperluas dalam evaluasi insentif kendaraan listrik.
"Mungkin kita akan perluas, kita evaluasi dulu lah pokoknya sekarang jalannya bagus apa nggak. Kalau kurang bagus apa gimana biar lebih bagus," ungkap Arifin.
Dalam catatan detikcom, subsidi motor listrik baru hanya diberikan kepada UMKM penerima KUR, penerima bantuan produktif usaha mikro atau BPUM, dan bantuan subsidi upah, serta penerima subsidi listrik 450-900 VA.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung Klik
"Soalnya sekarang respons-nya kok belum kencang gitu," kata Arifin singkat ditemui di Hotel Bidakara, bilangan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023) kemarin.
Usulan evaluasi insentif kendaraan listrik sendiri muncul dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia sebelum menyatakan pemerintah akan mengevaluasi total kebijakan insentif motor listrik.
Dalam waktu dekat hal ini bakal dibahas secara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas (ratas). Pasalnya kebijakan ini ternyata sepi peminat.
Luhut pun membocorkan sedikit evaluasi yang bakal dilakukan pada kebijakan insentif kendaraan listrik. Menurutnya, kebijakan ini bakal banyak menyontek apa regulasi yang ditetapkan di Thailand hingga Vietnam sebagai negara tetangga Indonesia.
"Saya pikir insentif akan diselesaikan besok di rapat Kabinet, tetapi pada dasarnya kami membuatnya sederhana. Apa yang terjadi di Thailand apa yang terjadi di Vietnam, itu saya kira menjadi patokan kita dan melakukan beberapa penyesuaian di sana-sini," ungkap Luhut dalam CNBC Nickel Conference di Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/2023) kemarin. Luhut hadir secara daring dalam acara tersebut.