Top! LG Garap Megaproyek Baterai Kendaraan Listrik Rp 142 T di RI

Top! LG Garap Megaproyek Baterai Kendaraan Listrik Rp 142 T di RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 03 Agu 2023 21:29 WIB
LG Twin Tower, kantor pusat LG di Seoul, Korsel
Ilustrasi.Foto: andi saputra
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon. Pertemuan ini dilakukan guna membahas kelanjutan mega proyek kerja sama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan LG Konsorsium senilai Rp 142 triliun dalam membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Bahlil mengatakan, dirinya menyampaikan apresiasinya kepada kepada para pihak yang telah sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama ini setelah sempat terkendala setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.

Keputusan dalam melanjutkan proyek ini menunjukkan, konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja. Atas hal ini, Bahlil mengatakan, pihaknya akan sigap membantu percepatan realisasi investasi proyek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu," kata Bahlil, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (3/8/2023).

"Pemerintah mengapresiasi komitmen LG untuk melanjutkan realisasi investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea," sambung Bahlil.

ADVERTISEMENT

Menanggapi hal ini, CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon turut menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia dan BUMN yang terus memberikan dukungannya bagi mega proyek ini. Ia juga mengatakan, saat ini konsorsiumnya siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium sehingga dimungkinkan konstruksi pada tahun 2023 ini.

"LG mengapresiasi dukungan pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Tanpa dukungan pemerintah sangat mustahil untuk bisa mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi, saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok," kata Kwon.

"Setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda di tahun 2023," sambungnya.

Megaproyek ini senilai US$ 9,8 miliar atau Rp142 triliun ini merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.

Sementara itu, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter menyampaikan, pihaknya terus berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik dan akan berusaha mengakomodasi kebutuhan dari proyek ini. Salah satu kunci utama dalam mewujudkan kesuksesan mega proyek ini adalah kolaborasi dan komunikasi yang baik dari semua pihak.

"Antam dan seluruh konsorsium BUMN yang terlibat dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) LG, memiliki komitmen yang sama untuk melakukan percepatan dan siap bernegosiasi untuk memberikan keuntungan bagi kedua pihak," kata Nico.

Langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar US$ 1,1 miliar, di mana pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024. Selanjutnya, investasi mega proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki ANTAM di Buli, Halmahera.

(hns/hns)

Hide Ads