Lagi! Jokowi Ungkap 'Cuan' RI dari Hilirisasi Nikel: Dari 32 T Jadi Rp 510 T!

Lagi! Jokowi Ungkap 'Cuan' RI dari Hilirisasi Nikel: Dari 32 T Jadi Rp 510 T!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 19 Agu 2023 17:48 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)  menyampaikan pidato RUU RAPBN 2024 beserta nota keuangan, di DPR, Rabu (16/8/2023).
Foto: Muhammad Sabqi/CNBC
Jakarta -

Hilirisasi sumber daya alam dinilai berhasil memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap Indonesia berhasil mendapatkan lonjakan pendapatan dari hilirisasi nikel.

Sebelum hilirisasi, pendapatan dari ekspor nikel masih berkisar US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 33 triliun. Begitu hilirisasi dilakukan jumlah tersebut melonjak jadi US$ 33,8 miliar menjadi Rp 510 triliun.

"Saya berikan contoh saja, nikel ini sering saya sampaikan waktu ekspor bahan mentah sebelum tahun 2020, waktu ekspor itu kita setahun hanya dapat kira-kira US$ 2,1 miliar. Kurang lebih Rp 32 triliun. Begitu hilirisasi, industrialisasi menjadi US$ 33,8 miliar. Dari Rp 32 triliun menjadi Rp 510 triliun kurang lebih," katanya dalam Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI, disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (19/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi juga mengaku sering mendapat pertanyaan terkait hasil apa yang didapatkan pemerintah dari hilirisasi. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, lapangan pekerjaan di dalam negeri semakin terbuka setelah ada hilirisasi.

"Sebelum hilirisasi kesempatan kerja, pembukaan lapangan kerja ada di negara lain. Setelah hilirisasi lapangan kerja terbuka di dalam negeri. Karena negara dari (setop ekspor bahan mentah) nikel itu sekali lagi dapat PPN, dapat PPh perusahaan, PPh karyawan, dapat royalti. Dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor, dapat banyak sekali," bebernya.

ADVERTISEMENT

Khusus untuk PT Freeport Indonesia, Indonesia juga mendapatkan dividen karma menjadi pemilik saham terbesar. Menurutnya, jika hilirisasi diperluas ke bauksit, tembaga, timah, batu bara, minyak kelapa sawit, rumput laut mentah, semakin besar lapangan pekerjaan yang bisa terbuka.

"Jadi itu yang namanya hilirisasi, itu baru nikel. Kalau nanti setop bauksit, tembaga, timah, batu bara, minyak kelapa sawit CPO, rumput laut mentah, setop ikan mentah, berapa yang bisa kita buka lapangan kerja dalam negeri," pungkasnya.

(ily/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads