3 Penyebab Orang RI Belum Sepenuhnya Minat Mobil Listrik

3 Penyebab Orang RI Belum Sepenuhnya Minat Mobil Listrik

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 21 Agu 2023 20:37 WIB
Perdana di GIIAS, Neta Unjuk Gigi Mobil Listrik
Ilustrasi mobil listrik.Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pemerintah mendorong produksi dan penjualan mobil listrik salah satunya melalui pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang diselenggarakan 10-20 Agustus 2023 di ICE BSD, Tangerang. Namun, ajang ini dinilai belum menarik banyak pembeli mobil listrik.

Reuters dalam tulisan 'As Indonesia Pushes EV Dream, Car Shoppers Stay Cautious' mengungkapkan beberapa alasan yang membuat pengunjung tidak melirik kendaraan listrik (EV/Electric Vehicle) untuk dibeli. Di antaranya adalah (1) harga yang dinilai tidak terjangkau, (2) ketersediaan stasiun pengisian yang belum memadai, serta (3) keraguan terhadap merek baru.

"Kita harus membuat orang tertarik dulu dengan EV, dimulai dengan harga yang seharusnya 60% lebih murah," kata pengunjung bernama Dody Hartono (54) dikutip dari Reuters, Senin (21/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dody baru berencana membeli mobil listrik pertamanya pada 2024 sambil menunggu kesepakatan yang lebih baik. Ia tertarik membeli jika harga mobil listrik berkisar antara US$ 10.000 sampai US$ 13.000 atau setara Rp 152,94 juta sampai Rp 198,82 juta (kurs Rp 15.294).

Hanya ada dua mobil listrik yang ditawarkan di dekat kisaran itu yakni Air EV Lite dari Wuling dan E1 dari Seres Group China dengan harga sekitar US$ 12.300.

ADVERTISEMENT

Pengunjung lainnya, Hendra Pratama (42) yang membeli kendaraan listrik di pameran otomotif menilai harga premium di Indonesia perlu diturunkan untuk menarik konsumen kelas menengah ke bawah.

"Itu tidak terjangkau," katanya.

Berbeda dengan Hartono dan Pratama, pengunjung lain Hendra Budi (44) menilai harga bukan masalah baginya. Dia ingin lebih percaya dengan merek yang ditawarkan.

"Kalau Toyota atau Honda meluncurkan full EV, kami akan tertarik," katanya.

Diketahui, pemerintah Indonesia telah memangkas pajak pertambahan nilai (PPN) pada kendaraan listrik menjadi 1% dari 11%. Ini menjadikan harga awal Hyundai Ioniq 5 termurah menjadi di bawah US$ 45.000 (Rp 688,23 juta), dari awalnya di atas US$ 51.000 (Rp 780 juta) di Indonesia.

Sebagai perbandingan, salah satu mobil listrik terlaris di China, BYD Seagull dijual mulai dengan harga lebih dari US$ 10.000 (Rp 153 juta), tetapi perusahaan lain dan bahkan pembuat mobil China sendiri berjuang untuk menyamai harga semacam itu di pasar ekspor.

ATTO 3 BYD, mobil listrik terlaris di Asia Tenggara pada kuartal pertama, dimulai di Thailand dengan harga lebih dari US$ 31.000 (Rp 474,11 juta).

(aid/hns)

Hide Ads