RI Kaya Nikel tapi Impor dari Filipina, Begini Penjelasan Menteri ESDM

RI Kaya Nikel tapi Impor dari Filipina, Begini Penjelasan Menteri ESDM

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 31 Agu 2023 16:31 WIB
PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Jumat (16/6/2023). Sebanyak 5.584 ton nikel sulfat yang dikemas dalam 290 kontainer siap dikapalkan ke salah satu mitra bisnis NCKL yang berada di China.
Ilustrasi Nikel/Foto: Dok. PT HPL
Jakarta -

Indonesia merupakan negara yang kaya nikel. Bahkan, Indonesia disebut-sebut memiliki cadangan terbesar di dunia.

Namun, Indonesia dikabarkan melakukan impor bijih nikel dari Filipina. Hal itu pun direspons Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Arifin mengatakan, impor bijih nikel itu dilakukan oleh perusahaan yang tadinya memasok dari Blok Mandiodo. Namun, blok tersebut sedang bermasalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang, yang mengimpor itu adalah perusahaan yang tadinya mendapatkan supply dari tambang Mandiodo itu. Sekarang kan ditutup," katanya di Kompleks DPR/MPR Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Arifin mengatakan, tambang lain tidak mau melakukan produksi tambahan. Alhasil, perusahaan itu melakukan impor.

ADVERTISEMENT

"Tambang lain kan semuanya sudah terikat, mereka kan nggak mau ekstra produksi jadi memang untuk menutup gap yang sementara ini mereka impor. Ya silahkan. Tapi ke depannya ya kita akan cariin supaya bisa," ujarnya.

Saat ditanya apakah impor diperbolehkan, Arifin hanya mengatakan nikel Indonesia lebih murah daripada impor.

"Lebih murah kita punya barang daripada impor," ujarnya.

(acd/rrd)

Hide Ads