Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho mengatakan dalam kesempatan KTT ASEAN ini pihaknya telah menjajaki sejumlah rencana kerja sama untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.
Toto menyebut kerja sama itu dengan tiga perusahaan di dua negara. Pertama dua perusahaan dari Singapura dan satu perusahaan dari Vietnam. Kerja sama ini juga diharapkan menjadi pendorong industri kendaraan listrik di ASEAN.
"Itu (kerja sama) sedang kita jajaki, tentunya dengan beberapa contohnya saya tidak bisa menyebutkan namanya, kita menjajaki pertama dengan perusahaan teknologi Singapura, perusahaan swab dari Singapura sama kalau mobil listrik, Vietnam," ungkapnya ditemui detikcom di sela-sela ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023).
Namun, Toto masih enggan menjelaskan secara detail terkait kerja sama tersebut. "Nanti kalau sudah resmi kita akan announce kerja samanya apa," tuturnya.
Menurutnya, potensi perkembangan industri kendaraan listrik di kawasan ASEAN sangat besar karena Indonesia dan Filipina menurutnya menjadi negara kaya akan nikel. Nah, nikel sendiri merupakan bahan baku utama pembuatan baterai listrik.
"Industri EV di ASEAN peluangnya sangat bagus, ada tiga hal ya, pertama sumber nikel untuk bateari negara ASEAN ada di Indonesia dan Filipina jadi nomor satu dan tiga itu Indonesia dan Filipina," ungkapnya.
Kedua, potensi besar perkembangan industri kendaraan listrik juga bisa didorong karena ada dua negara yang industri otomotifnya kuat yakni Indonesia dan Thailand.
"Ketiga, pasar yang di ASEAN ini baik roda empat dan roda dua sangat besar. Saya rasa tiga hal ini negara ASEAN bisa melakukan kolaborasi untuk mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki, dan itu tidak semua region punya loh," pungkas dia. (ada/ara)