Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pabrik baterai mobil listrik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pabrik itu adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Jokowi mengatakan Indonesia bisa menguasai rantai pasok baterai mobil global karena hal tersebut.
Dengan total kapasitas produksi 30 juta baterai sel per tahun, Jokowi menyebut bahwa pabrik merupakan produsen sel baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
"Pertama di Asia Tenggara dan terbesar di Asia Tenggara saat ini. (Produksi) mulainya awal tahun. 30 juta baterai sel itu bisa buat kurang lebih 180 ribu mobil," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers di Gudang Bulog Purwasari, Karawang Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jokowi, pabrik tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekosistem besar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang saat ini digaungkan pemerintah. Dengan terbangunnya ekosistem EV, Indonesia diharapkan bisa menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
"Rantai pasok global bisa kita masuki di situlah nantinya ketergantungan negara lain terhadap baterai sel kita, ketergantungan negara lain terhadap EV baterai kita di situ," imbuh Jokowi.
Dalam keterangan terpisah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pabrik tersebut kini sedang melakukan uji coba produksi sejak pembangunan pada 2021.
Bahlil mengstakan pabrik tersebut kini menerapkan teknologi terbaru dari LG dalam produksinya. Dari lima pabrik milik LG di dunia, pabrik yang baru menggunakan teknologi tersebut adalah yang terletak di Indonesia.
"Jadi mungkin Maret tahun depan sudah berproduksi," ujar Bahlil.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Jokowi berkunjung untuk meninjau tahap kedua ekspansi produksi. Jumlahnya saat ini sebesar 20 GWh, dan apabila pabrik sudah terbangun, Bahlil mengatakan jumlah produksinya bisa meningkat hingga 30 GWh.
"Jadi nanti LG-nya akan membangun 30 Giga, dan ini adalah komitmen investasi yang kami sudah bicarakan selama ini, yang sering kita ngomong soal produksi baterai mobil, dan alhamdulillah sekarang sudah muncul," ungkapnya.
Menurut Bahlil, pembangunan pabrik tersebut adalah wujud dari cita-cita bangsa Indonesia untuk mempercepat upaya hilirisasi.
"Inilah yang menjadi cita-cita Bapak Presiden yang diarahkan selalu kepada kami menterinya untuk membangun hilirisasi. Jadi apa yang disampaikan Bapak Presiden selama ini, itu bukan hanya omongan-omongan tapi ini adalah bukti nyata dan ini adalah betul-betul memakai teknologi tinggi. Dan nanti yang akan mengoperasikan anak-anak Indonesia karena sudah dikirim mereka--100 orang lebih--ke Korea untuk mereka belajar di situ," pungkasnya.
(ara/ara)