Ketahui 4 Risiko dan Solusi Manajemen Risiko Proyek Smelter

Ketahui 4 Risiko dan Solusi Manajemen Risiko Proyek Smelter

Sponsored - detikFinance
Jumat, 06 Okt 2023 09:01 WIB
Marsh McLennan
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Seiring dengan regulasi pemerintah yang mengharuskan mineral yang ditambang diolah dan dimurnikan di dalam negeri sebelum diekspor, penghiliran produk tambang dan pembangunan proyek-proyek smelter semakin gencar di Indonesia.

Selain diharuskan untuk mengikuti peraturan, terutama terkait tenaga kerja, transfer teknologi, keberlanjutan lingkungan, dan peningkatan nilai tambah industri, perusahaan penambang mineral logam juga diwajibkan memiliki smelter sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dari segi risiko, proyek smelter memiliki profil risiko yang kompleks, sehingga pelaku usaha industri pertambangan perlu lebih berhati-hati dan diharapkan memiliki kemampuan untuk mengurangi, mengelola, dan mentransfer risiko di seluruh rantai bisnis.

4 Risiko Proyek Smelter

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku usaha pengembang fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) perlu mengidentifikasi risiko dan paparannya terhadap proyek smelter, berikut adalah beberapa risikonya:

1. Ketersediaan Pasokan Listrik

ADVERTISEMENT

Menurut data tahun 2022 yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM, masih ada 0,37% wilayah Indonesia yang belum sepenuhnya mendapatkan aliran listrik. Penting bagi para perusahaan smelter untuk memastikan pasokan listrik yang cukup pada wilayah proyek smelter, karena proses smelting adalah proses yang kontinu dan tidak dapat berhenti tiba-tiba. Jika tidak, mineral yang sedang dilebur dapat membeku dan proses peleburan berpotensi gagal.

2. Ketergantungan Proyek

Pada umumnya, proyek smelter terdiri dari beberapa bagian sub-development yang ditangani oleh sejumlah perusahaan dengan struktur pembiayaan yang berbeda-beda. Perusahaan-perusahaan tersebut juga memiliki kapasitas operasional dan kondisi finansial yang beragam. Ketika salah satu perusahaan tersebut mengalami masalah, tidak menutup kemungkinan akan mengganggu tahapan lainnya dan berdampak pada seluruh ekosistem smelter.

3. Waktu untuk Pengadaan Peralatan

Waktu untuk pengadaan peralatan yang digunakan untuk proyek smelter juga harus menjadi pertimbangan perusahaan smelter. Durasi menunggu pengadaan peralatan yang terlalu lama akan mengganggu produktivitas proyek dan menyebabkan kerugian bisnis dari segi waktu dan finansial.

4. Bencana Alam

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada awal September 2023 menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami 2.724 kasus bencana alam sepanjang tahun 2023. Berdasarkan letak geografisnya, Sulawesi dan Maluku Utara, sebagai daerah penerima dana investasi untuk proyek smelter, merupakan daerah dengan tingkat risiko yang tinggi terdampak gempa bumi. Maka itu, bencana alam merupakan salah satu risiko yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan smelter.

Solusi Manajemen Risiko Proyek Smelter

Salah satu strategi yang perlu dipahami oleh perusahaan smelter adalah mengurangi, mengelola, dan mentransfer risiko di seluruh rantai proyek smelter. Salah satu cara transfer risiko adalah memindahkan sebagian atau semua risiko yang proyek smelter kepada pihak ketiga, yaitu pihak asuransi.

Untuk mendapatkan cakupan asuransi yang tepat, perusahaan smelter perlu berkonsultasi dengan risk advisor dan broker asuransi yang memiliki pemahaman komprehensif dan pengalaman dalam menangani proyek smelter di Indonesia. Bermitra dengan broker asuransi dapat membantu untuk menyusun strategi pengelolaan risiko proyek smelter termasuk cakupan asuransi yang tepat, serta menjadi perantara bagi pihak perusahaan smelter dengan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek smelter.

Berpengalaman dalam membantu lebih dari ribuan klien di Indonesia, termasuk mengelola risiko dalam proyek smelter di Indonesia, Marsh menggabungkan pengetahuan dan pengalaman sebagai penasihat risiko dan broker asuransi untuk memastikan keberhasilan proyek smelter Anda. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

(Content Promotion/Marsh McLennan)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads