Lanjutkan Hilirisasi Jokowi, Prabowo: Kita Mau Bikin Mobil Listrik Buatan RI

Lanjutkan Hilirisasi Jokowi, Prabowo: Kita Mau Bikin Mobil Listrik Buatan RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 24 Nov 2023 14:12 WIB
prabowo subianto di UMSurabaya
Foto: Esti Widiyana
Jakarta -

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan dirinya akan meneruskan program hilirisasi yang dibesut Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini merupakan visinya sebagai calon presiden yang akan berkontestasi dalam Pemilu 2024.

Prabowo mengatakan ada 21 komoditas yang bakal jadi fokus hilirisasi bila dirinya terpilih jadi presiden. Mulai dari batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal buton, minyak bumi, hingga gas bumi.

Sementara itu untuk komoditas perkebunan dan kelautan ada kelapa, kelapa sawit, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan tangkap, rajungan, rumput laut, hingga garam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita akan teruskan hilirisasi. Hilirisasi kita punya 21 komoditas, 21 itu dan kita sudah punya petanya, strateginya, kita ada rencananya, 21 komoditas yang nilainya bertambah berpuluh kali," ujar Jokowi dalam acara dialog terbuka Muhammadiyah yang disiarkan virtual di YouTube Muhammadiyah Channel, Jumat (24/11/2023).

Salah satu produk hilirisasi dari komoditas-komoditas tadi, khususnya komoditas mineral nikel adalah kendaraan listrik. Menurutnya, Indonesia nantinya akan bisa menjadi produsen kendaraan listrik besar dunia.

ADVERTISEMENT

Dengan percaya diri, Prabowo mengatakan Indonesia nantinya tidak akan lagi jadi negara yang cuma jadi pasar otomotif negara maju, salah satunya Jepang.

"Nikel akan kita naikkan 67 kali, nanti kita akan bikin mobil-mobil buatan Indonesia dari listrik. Kita tidak mau hanya jadi pasar orang lain, maaf yang mulai duta besar jepang, saya hormat sama jepang tapi kita tidak mau jadi pasar Anda. Kita mau jadi mitra Anda, sahabat Anda," beber Prabowo.

Sebagai contoh saja, sejauh ini hilirisasi nikel sudah menghasilkan nilai tambah sangat besar. Urusan ekspor saja, sebelum ada pelarangan ekspor di 2017 nilai ekspor nikel cuma US$ 3,3 miliar. Setelah ada pelarangan ekspor nikel jumlahnya naik menjadi US$ 33 miliar di 2022.

"Saudara sekalian terjadi Perang Ukraine, terjadi COVID, langka pangan, langka pupuk. Indonesia masih stabil. Kenapa? Karena kita ada kebijakan ini, satu kebijakan mengubah nasib satu bangsa," tutur Prabowo.

(hal/rrd)

Hide Ads