Staf Mendag Sebut Negara Ini Tuding RI Dapat Subsidi dari China

Staf Mendag Sebut Negara Ini Tuding RI Dapat Subsidi dari China

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 04 Des 2023 09:10 WIB
PT Krakatau Steel (persero) Tbk kembali membangun pabrik pipa baja untuk anak perusahaannya, PT Krakatau Hoogoven Indonesia di Cilegon. Total Investasinya mencapai Rp 335,6 miliar dengan target� kapasitas produksi 150.000 ton per-tahun. Yuk, kita lihat proses produksi pipa baja di pabrik tersebut.
Ilustrasi Pabrik Baja/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Perdagangan mengungkap Indonesia resmi mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa terkait dengan pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) baja nirkarat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Internasional Bara Krishna Hasibuan menjelaskan gugatan itu buntut dari Indonesia yang dituding Uni Eropa mendapat subsidi dari pemerintah China karena negara itu mendirikan pabrik baja di Indonesia.

"Bagi UE itu unfair practices, jadi sama saja UE membeli produk China, tapi pabriknya di Indonesia, tapi disubsidi oleh Pemerintah China. Mungkin tahun depan dibahas, kita sudah ajukan secara resmi," kata Bara, dikutip dari Antara, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, Uni Eropa mengenakan bea masuk penyeimbang (BMP) atau countervailing duty atas SSCRF India dan Indonesia. BMP yang dikenakan ke Indonesia lebih besar yakni 21% dan India 7,5%, sedangkan BMAD yang dikenakan Uni Eropa sebesar 10,2 sampai 31,5% sejak 2021.

Bara mengatakan kasus yang digugatkan oleh Indonesia menjadi ketiga di WTO."Kita mengajukan case ketiga. Jadi, mereka meng-imposed UE (Uni Eropa) additional import duty," ujar Bara.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyampaikan saat ini permintaan ekspor baja ke Eropa sedang meningkat. Dengan adanya BMAD dan BMP, kerugian yang dialami Indonesia dalam setahun bisa mencapai 40 juta euro atau Rp 569,1 miliar.

(ada/fdl)

Hide Ads