Peran Penting Perusahaan Industri Smelter Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Peran Penting Perusahaan Industri Smelter Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Inkana Putri - detikFinance
Jumat, 05 Jan 2024 14:16 WIB
PT GNI
Foto: Dok. PT GNI
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali menekankan Indonesia bakal melakukan hilirisasi untuk semua sumber daya alam (SDA). Tak hanya untuk sektor pertambangan, tapi juga kehutanan hingga kelautan.

Hilirisasi ini dikerjakan di semua wilayah Indonesia yang memiliki sumber daya alam. Secara nasional, tambang tembaga ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua, nikel di Sulawesi dan Maluku Utara, timah di Kepulauan Bangka Belitung, dan bauksit di Bintan (Provinsi Kepulauan Riau).

Hilirisasi ini diyakini menjadi program andalan bagi pemerintahan Jokowi pada periode ke-2. Ia berkali-kali menekankan pentingnya hilirisasi yang diklaim bisa memberi nilai tambah bagi negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hilirisasi merupakan proses atau strategi negara dalam meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki. Melalui hilirisasi bahan yang diekspor adalah barang setengah jadi atau barang jadi bukan lagi bahan mentah. Dengan demikian nilai ekspor negara akan menjadi lebih besar dan berdampak baik untuk peningkatan perekonomian negara.

Pemerintah terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material guna meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan daya saing perekonomian nasional. Melalui program hilirisasi, pemanfaatan alih teknologi menjadi penting dalam memanfaatkan hasil sumber daya alam serta menjaga lingkungan.

ADVERTISEMENT

Pentingnya peran hilirisasi terus memacu masuknya investasi sektor industri smelter di dalam negeri. Langkah tersebut merupakan implementasi dari kebijakan hilirisasi industri yang membawa efek berantai pada perekonomian nasional, mulai peningkatan nilai tambah bahan baku dan penyerapan tenaga kerja lokal hingga penerimaan devisa hasil ekspor.

Atas dasar itu, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) sebagai perusahaan yang mendorong adanya percepatan hilirisasi industri menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi di sektor nikel.

Dalam perkembangannya, PT GNI juga terus meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang hingga saat ini telah mencapai belasan ribu karyawan. Proses penyerapan ini terbukti berkelanjutan, dengan sistem kerjanya yang menerapkan regulasi dan prosedur keamanan kerja yang ketat.

Smelter PT GNI yang berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, diresmikan oleh Jokowi pada Desember 2021. Saat itu, PT GNI telah menyerap lebih dari ribuan karyawan. Hal ini menjadi landasan untuk terus meningkatkan adaptasi model bisnis, teknologi, dan transfer pengetahuan di Indonesia.

Sedikit menengok ke belakang, Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo menerangkan pada era 2009-2010 atau sebelumnya, sebenarnya sudah terdapat smelter, namun belum banyak seperti sekarang. Undang-Undang (UU) Minerba menyebutkan bahwa penambang harus bekerja sama dengan pabrik pengolahan untuk mengolah atau memurnikan galian tambang dalam rangka menciptakan nilai tambah.

"Dari situ belum terlalu dikenal apa itu smelter. Teknologinya yang saat itu ada belum seperti saat ini. Baru pada saat menjelang tahun 2013-2014, sebutan smelter mulai lebih dikenal. Investasi-investasi pun mulai datang dari mana-mana. Pemilik perusahaan kami sudah melakukan eksplorasi industri ini pada 2013-2014 lalu pada 2019 lebih berkembang pesat. Ketika industri ini masuk, jelas butuh tenaga kerja dalam jumlah yang masif. Industri kami ini tentunya ikut menciptakan lapangan kerjanya," ujar Mellysa dalam keterangan tertulis, Jumat (5/1/2024).

Menurut perencanaan, lanjut Mellysa, jika semua proyek di kawasan industri tempat PT GNI beroperasi telah berjalan penuh, jumlah tenaga kerja lokal yang terserap diproyeksikan mencapai puluhan ribu orang. Angka ini melibatkan lebih dari 90 persen dari kebutuhan tenaga kerja Indonesia, mulai dari pekerjaan dasar hingga tingkat manajerial di smelter.

"Saat ini, kami telah menyerap kurang lebih 12.000 tenaga kerja. Sementara Tenaga Kerja Asing (TKA) hanya sekitar sepuluh persennya dan akan terus menurun, seiring dengan berjalannya transfer pengetahuan dan teknologi," papar Mellysa.

Hal itu membuktikan bahwa dengan banyaknya jumlah serapan karyawan baru yang masuk ke PT GNI dapat bermanfaat pada meningkatnya perekonomian desa lingkar industri. Ditambah lagi, dengan keseluruhan kontribusinya, PT GNI bukan hanya menjadi pemimpin industri nikel tetapi juga mitra pembangunan yang komprehensif, berkomitmen untuk membawa perubahan positif bagi daerah dan masyarakat sekitarnya.

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads