Eks Mendag: Pendapatan RI dari Nikel Rendah? Justru Melesat 5 Kali Lipat!

Eks Mendag: Pendapatan RI dari Nikel Rendah? Justru Melesat 5 Kali Lipat!

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2024 13:02 WIB
Mendag Lutfi dikabarkan terkena reshuffle kabinet Jokowi. Sebelumnya, Muhammad Lutfi menjabat sebagai Menteri Perdagangan kabinet Indonesia Maju sejak 2020.
Foto: dok. Kemendag
Jakarta -

Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menepis kabar terkait penjualan nikel Indonesia yang mengalami penurunan. Dia menyebut justru pendapatan nikel mengalami peningkatan sebesar lima kali lipat sejak 2015 dengan pendapatan ekspor lebih dari Rp 500 triliun karena sukses melakukan hilirisasi.


"Tapi katanya ada yang bilang kalau pendapatan nikel dari penjualan itu rendah ya? 2015 aja peningkatan pendapatan ekspor ke Indonesia sudah melesat 5 kali lipat dengan angka lebih dari Rp 500 triliun," kata Lutfi dalam unggahan video di akun TikTok pribadinya, dikutip Selasa (23/1/2024).


Apabila Indonesia terus melanjutkan hilirisasi nikel, dia optimistis pendapatan nikel dalam negeri akan terus meningkat. Menurutnya, pemanfaatan hilirisasi nikel tidak hanya memperkuat perekonomian, tapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri energi bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dengan pemanfaatan hilirisasi nikel, tidak hanya memperkuat ekonomi kita, tapi juga membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri energi bersih. Terkadang kita rela melalui beribu-ribu pulau untuk mencari harta karun, tapi sebenarnya kita nggak sadar kalau harta karun itu ada di bawah kaki kita selama ini," jelasnya.


Berdasarkan catatan detikcom, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hasil olahan bijih nikel menjadi barang yang masuk dalam lima besar komoditas diekspor ke China. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan hal tersebut berkat kebijakan hilirisasi atau dibangunnya smelter di Indonesia.

ADVERTISEMENT


"Hal ini tentunya seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel yang sejak tahun 2022 hingga Agustus 2023 ini komoditas nikel dan barang nikel padanya HS 75 masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke Tiongkok," katanya dalam konferensi pers Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2023, Jumat (15/9/2023).

Simak juga Video 'LFP dan Nikel Jadi Perbincangan di Debat Cawapres, Ini Penjelasannya':

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rir)

Hide Ads