Hilirisasi Disebut Ugal-ugalan, Eks Mendag: Emang yang Mau Jaga Lingkungan Dia Aja?

Hilirisasi Disebut Ugal-ugalan, Eks Mendag: Emang yang Mau Jaga Lingkungan Dia Aja?

Samuel Gading - detikFinance
Jumat, 02 Feb 2024 13:19 WIB
Mendag Lutfi dikabarkan terkena reshuffle kabinet Jokowi. Sebelumnya, Muhammad Lutfi menjabat sebagai Menteri Perdagangan kabinet Indonesia Maju sejak 2020.
Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (Foto: dok. Kemendag)
Jakarta -

Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, buka suara soal pernyataan Cak Imin yang menyebut hilirisasi dilakukan secara ugal-ugalan dan berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Lutfi menilai, bukan hanya Cak Imin yang peduli terhadap lingkungan.

"Jadi kalau ada teman-teman di tempat lain bilang wah ini ugal-ugalan, musti environmental friendly (ramah lingkungan), emang yang mau jaga environmental (lingkungan) itu dia aja? Emang saya gak mau jaga buat anak cucu kita? Tapi kalau ini dijadikan alasan ini yang saya perangi di WTO," ucap Lutfi di akun TikTok pribadinya, Rabu (31/1/2024).

Lutfi kemudian menjelaskan bahwa upaya hilirisasi sebenarnya adalah solusi bagi Indonesia menjadi negara maju. Menurutnya, hilirisasi dan industrialisasi adalah tiket Indonesia untuk keluar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lutfi mengatakan salah satu buktinya sudah terlihat dari jumlah ekspor nikel yang diolah menjadi stainless steel atau baja tahan karat. Jumlahnya saat ini berkisar di angka US$ 10,86 miliar atau Rp 170 triliun (kurs Rp 15.673).

"Jadi inilah yang kita sebut hilirisasi, kita belum berbicara baterai, baru berbicara nilai tambah dari nikel. Nah ini sekarang yang kita mau bicara baterai ini baru akan bikin di Indonesia untuk yang akan datang," tutur Lutfi.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, Cak Imin mengkritik program hilirisasi di sektor tambang. Cak Imin mengatakan kebijakan itu dilakukan secara ugal-ugalan.

Pernyataan itu disampaikannya dalam debat keempat cawapres dengan tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. Cak Imin awalnya menyoroti data dari Kementerian ESDM terkait pertambangan legal dan ilegal di Indonesia.

"Salah satu yang memprihatinkan adalah data ESDM itu ada 2.500 tambang ilegal. Sementara tambang yang ilegal saja tidak membawa kesejahteraan," kata Cak Imin di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024).

Cak Imin menyinggung terkait kebijakan hilirisasi di sektor tambang. Cak Imin juga menilai kebijakan itu tidak memberikan efek kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

"Dan kita menyaksikan dalam proses penambangan dan bisnis tambang kita hilirisasi dilakukan ugal-ugalan. Merusak lingkungan, ada kecelakaan, tenaga asing mendominasi," katanya.

(das/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads